Sabtu, 11 Mei 2024 | 04:57
NEWS

Kampanye Tatap Muka Masih Jadi Favorit Pasangan Calon

Kampanye Tatap Muka Masih Jadi Favorit Pasangan Calon
Ilustrasi kampanye. (Freepik)

ASKARA - Pelaksanaan kampanye secara daring yang dilakukan pasangan calon masih minim. 

Padahal, Pilkada Serentak 2020 seharusnya bisa mengurangi pertemuan tatap muka untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar mengatakan, pertemuan terbatas tatap muka menjadi kegiatan paling banyak dilakukan pasangan calon. Metode kampanye secara daring belum jadi pilihan utama para kontestan.

"Kenyataanya, sampai 10 hari atau 10 hari kedua kampanye metode pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka itu masih menjadi primado dalam sebuah kegiatan," katanya dalam diskusi virtual Mappilu PWI bertema "Antisipasi Kerawanan Kamtibmas dan Kesehatan dalam Pilkada Serentak 2020," Jumat (23/10).

Bawaslu mencatat, di 256 kabupaten/kota penyelenggara pilkada masih melakukan kampanye tatap muka. Sehingga total tercatat sebanyak 9189 kegiatan kampanye dengan metode tatap muka.

"Dalam 10 hari pertama ada 9189 kegiatan sedangkan pada 10 hari kedua ada 16.468 pertemuan terbatas," kata Fritz Edward Siregar. 

Dia menyimpulkan, berdasarkan temuan tersebut, sebagian besar pasangan calon kepala daerah masih memilih melakukan pertemuan terbatas. 

"Kalau kami bisa melihat metode kampanye yang sudah saya sebutkan bahwa temuan terbatas masih menjadi favorit dari paslon," ujar Fritz Edward Siregar.

Sementara, terkait pemasangan alat peraga kampanye tercatat ada 676, mengalami peningkatan selama 10 hari kedua masa kampanye. Sedangkan pembagian bahan kampamye ada 684 dan kampanye daring ada 98. 

"Kalau kita lihat memang kampanye daring yang kita ingin laksanakan oleh paslon ternyata merupakan kegiatan kampanye yang sedikit yang dilakukan," ujar Fritz Edward Siregar.

Selain itu, pelanggaran kampanye di media sosial selama 10 hari kedua masa tahapan pilkada, Bawaslu telah merekomendasikan sejumlah link untuk dihapus. 

"Sampai sekarang kami me-review sebanyak 117 link yang disampaikan oleh Kominfo dan ada beberapa link yang sudah kami rekomendasikan untuk di-take down oleh paslon. Tapi itu merupakan sebuah link yang terjadi di medsos, bukan dilakukan oleh paslon," demikian Fritz Edward Siregar. 

Komentar