Sabtu, 20 April 2024 | 06:46
NEWS

BMKG Sebut Kemungkinan Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Pulau Jawa, Ini Penjelasannya

BMKG Sebut Kemungkinan Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Pulau Jawa, Ini Penjelasannya
Ilustrasi tsunami (Dok Thinkstock)

ASKARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, kemungkinan tsunami setinggi 20 meter terjang pesisir selatan Pulau Jawa, bisa saja terjadi. 

BMKG menyebutkan, potensi tsunami bisa terjadi di banyak wilayah Indonesia, di sepanjang jalur pertemuan lempeng yang terdapat potensi sumber gempa di dalam laut.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah pertemuan lempeng, sehingga potensi tsunami dapat saja terjadi di banyak tempat.

"Jadi ancaman tsunami tidak hanya di selatan Jawa. Di sepanjang jalur pertemuan lempeng, di mana itu ada sumber gempa dan itu di laut sumber gempanya dengan magnitude besar, ya itu bisa berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, melalui keterangan tertulis, Jumat (25/9).

Menurut Rahmat, potensi tsunami dapat terjadi di sepanjang daerah pertemuan lempeng tektonik. Mulai dari Laut Andaman di bagian Tenggara Pulau Sumatera, di Simeulue, Nias, Mentawai, Enggano hingga ke bagian selatan Jawa sampai ke Nusa Tenggara.

Daerah-daerah tersebut, kata dia, memiliki potensi sumber gempa yang dapat menimbulkan tsunami. Potensi tsunami tersebut dapat diketahui melalui berbagai hasil riset terhadap temuan-temuan endapan tsunami di masa lampau.

"Jadi dari endapan-endapan tersebut bisa diketahui bahwa suatu daerah pernah terjadi tsunami. Itu sudah dihitung dating dengan karbon sehingga bisa ketahuan diendapkan tahun berapa itu. Artinya di situ pernah terjadi tsunami," ujarnya.

Terkait gempa-gempa besar yang dapat menimbulkan tsunami, dikatakan Rahmat, gempa-gempa tersebut memiliki periode kejadian hingga ratusan tahun. Namun, potensi terulangnya bisa sangat besar dalam kurun waktu yang lama.

"Tergantung perulangan sebelumnya, tahun berapa pernah terjadi dan kapan akan terjadi berikutnya," ujar Rahmat.

Pihaknya, lanjut Rahmat Triyono, mengapresiasi hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan kemungkinan potensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur. Menurut Rahmat, hasil riset itu dapat mengingatkan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang potensi ancaman sehingga masyarakat bisa melakukan upaya antisipasi lebih baik.

"Kita apresiasi, karena itu artinya juga memberikan edukasi ke masyarakat kita semua, mengingatkan bahwa di sana ada ancaman gempa bumi yang berpotensi tsunami. Apalagi didukung data-data yang valid dan juga menggunakan data-data BMKG," kata dia.

Namun, tambah Rahmat Triyono, prediksi tersebut merupakan prediksi dengan skala skenario terburuk.

"Artinya bahwa itu bisa terjadi. Cuma memang itu adalah skala worst case. Jadi skenario terburuk. Belum tentu itu terjadi dengan magnitudo itu," tuturnya.

Tetapi dalam setiap upaya mitigasi bencana, prediksi magnitudo besar atau prediksi dengan skenario terburuk merupakan skenario terbaik dalam upaya mitigasi.

Sehingga masyarakat dan pemerintah daerah setempat dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dan matang untuk mengatasi ancaman terburuk itu.

"Artinya skenario terburuk adalah menjadi sebuah skenario terbaik dalam upaya mitigasi. Misalnya dalam hal ini skenario terburuknya (magnitudo) 9,1 dengan ketinggian katakan 20 meter. Jadi kita menyiapkan semua infrastrukturnya ya untuk ketinggian 20 meter. Jangan sampai yang disiapkan itu 10 meter, padahal skenario terburuknya 20 meter. Ya itu percuma," tandasnya. 

Komentar