Rabu, 24 April 2024 | 03:04
NEWS

Dipertanyakan, Alasan Megawati Muluskan Politik Dinasti yang Dimainkan Jokowi

 Dipertanyakan, Alasan Megawati Muluskan Politik Dinasti yang Dimainkan Jokowi
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri (Farah.id)

ASKARA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, digugat. Megawati dinilai telah dengan sengaja mengikuti maunya Keluarga Istana, melanggengkan Politik Dinasti dengan memberikan rekomendasi partai kepada menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution untuk maju dalam Pilwalkot Medan. Serta kepada putranya Presiden Jokowi Gibran Rakabubing maju di Pilwalkot Solo.

“Kami, para mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Sumatera Utara Bersatu Jakarta melakukan aksi unjuk Rasa yang ke dua kalinya, untuk menolak keras politik dinasti yang juga sarat dengan aroma busuk Kolusi, Korupsi dan Nepotisme yang dipraktekkan keluarga Istana hari ini,” tegas Koordinator Forum Mahasiswa Sumatera Utara Bersatu-Jakarta, Adlin Panjaitan dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Jumat (11/9/2020).

Kemarin, Adlin bersama puluhan mahasiswa yang tergabung Forum Mahasiswa Sumatera Utara Bersatu-Jakarta, menggeruduk kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Di sana mereka menyuarakan adanya politik dinasti yang tengah dimainkan oleh Presiden Jokowi.

Adlin juga mengingatkan komitmen Presiden Joko Widodo, yang sebelumnya selalu mengatakan tidak akan melibatkan anggota keluarganya untuk bermain proyek.

“Meminta Presiden Jokowi agar tetap komitmen untuk tidak melibatkan keluarganya di permainan proyek swasta maupun BUMN,” imbuhnya.

Kepada para pimpinan partai politik yang sudah sempat memberikan rekomendasi kepada anggota Keluarga Istana untuk bertarung di Pilkada 2020, para pengunjuk rasa meminta segera menganulir dan mengkaji ulang dukungannya itu.

Sebab, jangan sampai para pimpinan parpol itu juga dinilai Rakyat Indonesia sebagai parpol korup yang melanggengkan politik dinasti.

“Meminta DPP PDIP terkhusus Ibu Megawati untuk mengkaji ulang rekomendasi yang diberikan kepada menantu Presiden yakni Bobby Nasution. Karena kami menilai seolah-olah PDIP tunduk pada Presiden Jokowi,” tegas Adlin.

Bagaimana pun, lanjutnya, politik dinasti itu ternyata lebih berbahaya dari virus Covid-19 yang sedang melanda Indonesia.

“Politik dinasti lebih berbaya dari Covid-19, bahkan bagi bangsa Indonesia ke depan. Kami mengutuk keras Dinasti Politik yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, yakni kepada Bobby Nasution sebagai Calon Walikota Medan, dan kepada Gibran Rakabuming sebagai Calon Walikota Solo,” tegas Adlin.

Lagi pula, lanjut dia, Presiden Jokowi pernah menegaskan bahwa keluarganya tidak akan “Mroyek” atau terlibat dalam pengerjaan proyek swasta maupun BUMN.

“Parahnya lagi, hari ini telah nyata terjadi pada menantu Presiden yakni Bobby Nasution,” jelasnya.

Bagi para demonstran, politik dinasti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi sama halnya hendak mengembalikan Indonesia seperti ke jaman Orde Baru.

“Dan kami menganggap, praktik politik dinasti ini yang dipertontonoan Presiden Jokowi hari ini dapat merusak demokrasi Indonesia. Padahal, dulu Pak Jokowi pernah bilang, kalau keluarganya tak berpolitik. Namun kok saat ini berpolitik,” ujar Adlin.

Bukan hanya Presiden Joko Widodo yang menyampaikan hal seperti itu, menurut Adlin lagi, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri juga pernah menyampaikan agar tidak memaksakan diri berpolitik jika tidak sanggup.

“Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PDIP Ibu Megawati pada bulan dua yang lalu. Yang mengatakan, anak-anak muda yang tidak memiliki potensi untuk memimpin bangsa atau daerah sebaiknya jangan dipaksakan untuk maju pada pemilihan,” tuturnya.

Praktik yang dilakukan Istana Jokowi dan keluarganya, serta partai-partai politik, menurut Adlin Panjaitan, telah membuat mahasiswa dan masyarakat kecewa.

“Inilah yang menjadi dasar pertimbangan dan kekecewaan kami kepada Presiden Jokowi dan DPP PDIP. Maka untuk itu, kami yang bergabung dalam Forum Mahasiswa Sumatera Utara Bersatu siap menolak tegas Politik Dinasti, pada intinya mundur adalah bentuk pengkhianatan dalam dalam perjuangan kami” demikian kata Adlin.

Komentar