ASKARA - Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengemukakan bahwa ada keterlibatan oknum anggota TNI ketika terjadi penyerangan di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur. 

Keterlibatan oknum TNI dalam peristiwa tersebut berdasar hasil pemeriksaan internal. Insiden itu bermula karena Prada MI memberikan informasi salah kepada rekan-rekan prajurit TNI. 

Padahal Prada MI mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, pada Kamis (27/8) malam. Bahka mengaku dikeroyok orang-orang tak dikenal saat kecelakaan.

"Sebetulnya, kejadian itu betul-betul dari hasil CCTV kecelakaan tunggal. Namun informasi yang diberikan oleh Prada MI kepada rekan-rekannya adalah informasi yang salah," beber Dudung di Makodam Jaya, Sabtu (29/8). 

Informasi tersebut disampaikan melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp. Akibatnya informasi yang diterima tidak secara utuh. Sehingga situasi tidak terkendali setelah mendengar kabar itu. 

"Sehingga diterimanya oleh kawan-kawannya informasi yang salah, ini menjadi perasaan yang terlalu berlebihan. Jiwa korsa yang terlalu berlebihan, tidak terkendali, tidak menerima informasi yang tidak akurat," tuturnya.

Meski sejumlah oknum TNI yang berkumpul di Arundina, Cibubur, Jakarta Timur, telah disambangi secara langsung oleh Dandim 0505/JT Kolonel Kav Rahyanto Edy di malam pembakaran Mapolsek Ciracas.

Maka itu, Dandim kembali menjelaskan bahwa Prada MI hanya mengalami kecelakaan tunggal dan tidak ada kejadian pengeroyokan. 

Kasus itu pun tengah diusut oleh Pomdam Jaya.

"Padahal kejadian tersebut sudah kita amankan melalui dandim, diberikan pengarahan bahwa kejadian tersebut yang sebernya adalah kecelakaan tunggal," imbuh Dudung.

Kantor Polsek Ciracas, Jakarta Timur, terbakar pada, Sabtu (29/8) pukul 02.00 WIB. Dari rekaman video amatir, terlihat kobaran api di halaman Polsek membakar sejumlah kendaraan yang terparkir.