Minggu, 19 Mei 2024 | 04:03
NEWS

Sedang Bikin Video, Youtuber Malah Dapat Amunisi Perang

Sedang Bikin Video, Youtuber Malah Dapat Amunisi Perang
Ilustrasi amunisi (Dok Shutterstock)

ASKARA - Amunisi bekas perang yang masih aktif ditemukan warga di aliran Sungai Bengawan Madiun di Kelurahan Ketanggi, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. 

Kepala Polsek Ngawi, AKP Khristanto Nugroho, mengatakan, amunisi itu ditemukan sekelompok orang saat sedang membuat video mencari barang kuno di sekitar aliran sungai untuk konten akun di kanal YouTube.

"Sesuai hasil identifikasi dari tim Jihandak Brimob Detasemen C Madiun, diduga amunisi perang itu masih aktif. Hal itu dilihat dari pemantiknya yang masih ada," ujar dia, di Ngawi, Senin (3/8).

Polisi langsung datang dan memasang perimeter di lokasi setelah mendapat laporan dari warga tentang penemuan amunisi itu. 

Ia juga berkoordinasi dengan tim Jihandak Brimob Detasemen C Madiun untuk pemindahan peledak itu dari rumah si penemu.

Sesuai hasil identifikasi, amunisi bekas perang itu memiliki ukuran diameter 25 sentimeter dengan panjang 30 sentimeter.

Namun bagian belakang amunisi perang itu sudah rusak karena termakan usia dan diperkirakan sisa masa penjajahan Belanda.

Dengan berat sekitar lima kilogram, benda itu diperkirakan bekas amunisi perang dari pesawat terbang atau kapal perang.

Dilihat dari ukuran fisiknya, diperkirakan benda berbahaya itu memiliki daya ledakan hingga radius 150 meter. 

"Tentunya sangat berbahaya apabila masyarakat melakukan evakuasi dengan cara yang asal mengingat masih memiliki daya ledak besar," katanya. 

Benda yang diperkirakan amunisi bekas perang itu ditemukan Dwi Nardiyansah.

Saat itu ia bersama timnya memang sering mencari benda-benda logam kuno di bawah tanah menggunakan metal detector untuk akun YouTube-nya. 

Saat menyusuri aliran Sungai Bengawan Madiun, sesampai di tempat benda itu ditemukan, alat pendeteksi logam yang dibawa berbunyi. 

Kemudian diketahui benda itu terpendam lumpur sungai sekitar 50 sentimeter dari permukaan air.

"Kami menggunakan tangan kosong saat mengangkat benda itu dari timbunan lumpur sungai. Tangan kami masukkan ke dalam lumpur dan mendapatkan benda lonjong itu," katanya.

Setelah diangkat, benda itu kemudian dibawa pulang ke rumah dan dimasukkan ke dalam ember dengan tujuan agar tidak dapat meledak. Dia menganggap benda itu tidak berbahaya karena kondisinya sudah berkarat. 

"Selain itu, saat beberapa kali dilempar ke tanah juga tidak terjadi reaksi apapun. Namun, akhirnya kami memutuskan untuk melapor ke petugas atas temuan benda itu," katanya. 

Diperkirakan, di lokasi temuan dan sekitarnya masih banyak terdapat benda serupa mengingat dulu di Ngawi merupakan salah satu situs penting militer penjajah yang ditandai dengan keberadaan Benteng Pendem tak jauh dari lokasi penemuan. (ant/jpnn)

Komentar