Jumat, 24 Mei 2024 | 16:16
COMMUNITY

Kelompok Tani Milenial Ini Raup Omzet Rp 300 Juta Per Bulan

Kelompok Tani Milenial Ini Raup Omzet Rp 300 Juta Per Bulan
Gubernur Ganjar Pranowo mengunjungi petani milenial. (Instagram)

ASKARA - Sekumpulan petani muda di Kopeng Kabupaten Semarang, Jawa Tengah bisa menjadi contoh teladan bagi kaum muda di bidang pertanian.

Mereka adalah kelompok tani milenial Citra Muda Getasan. Sesuai dengan namanya, mayoritas anggota adalah anak-anak muda.

Meski muda tetapi tangan-tangan mereka terampil mengolah lahan untuk ditanami aneka macam sayuran. Tak tanggung-tanggung, lebih dari 70 jenis sayuran ditanam kelompok tani ini di lahan seluas 10 hektare.

Hebatnya lagi, semua sayuran yang ditanam adalah sayuran organik. Alhasil, produk pertanian mereka kini laku keras di pasaran. Penjualannya pun menggunakan metode milenial yakni melalui sejumlah platform media sosial.

Penasaran dengan kisah sukses para petani muda itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun rela gowes sekitar 53 kilometer untuk melihat secara langsung.

Berangkat dari kediamannya di Puri Gedeh Kota Semarang, Sabtu (6/6) pukul 06.00 WIB, Ganjar bersama istri Siti Atikoh dan beberapa anggota komunitas gowes tiba di Kopeng sekitar pukul 11.00 WIB.

"Saya kemarin ketemu Mas Sofian dan tertarik dengan ceritanya. Makanya saya langsung ke sini untuk melihat aktivitas anak-anak muda ini. Ternyata luar biasa keren, mereka petani muda yang kreatif dan inovatif sehingga bisa bertahan di tengah pandemi," katanya.

Ganjar menerangkan, saat banyak orang kebingungan dengan wabah Covid-19, para petani muda ini justru sukses meningkatkan omzetnya.

Tak tanggung-tanggung, omzet pertanian organik di tempat itu bisa naik 300 persen.

"Mereka petani muda yang ideologis, punya komitmen tinggi dan terus berjuang. Untuk menjadi seperti sekarang ternyata prosesnya cukup lama, mereka membutuhkan waktu 12 tahun," ucapnya.

Menurut Ganjar, kelompok petani milenial ini membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian. Itu karena didasari kemauan, konsistensi dan ketekunan maka hasilnya akan berkualitas.

"Mari semua anak muda yang ingin menekuni dunia ini bisa mengacu ke sini. Anak-anak muda seperti Mas Sofian ini akan kami jadikan champion yang kita harapkan bisa menginspirasi banyak anak muda lain di Jawa Tengah," tuturnya. 

Ketua Kelompok Tani Citra Muda Sofian Adi Cahyono mengatakan, kelompoknya beranggotakan 30 anak muda usia 19-38 tahun. Selain itu, ada 18 kelompok tani dengan 400 petani lain yang menjadi mitranya.

"Produknya adalah sayur organik. Ada 70 lebih jenis sayuran organik yang kami pasarkan secara online," katanya. 

Sofian membenarkan bahwa wabah Covid-19 membuat penjualannya justru semakin meningkat. Jika biasanya per bulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualan meningkat 300 persen menjadi 14-15 ton per bulan.

"Karena sekarang banyak yang memilih pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran organik. Sehingga, penjualan kami meningkat drastis," terangnya.

Sofian pun menuturkan alasannya menjadi petani di usia muda. Menurutnya, usaha tani juga sangat menguntungkan. Dari pertanian itu, penghasilan yang diperoleh cukup besar dan tidak kalah dengan profesi lainnya.

"Saat ini omzet kami per bulan mencapai Rp 300 juta. Jadi, penghasilan petani itu tidak kalah dengan profesi lainnya. Apalagi, pertanian menghasilkan bahan makanan, dan selama hidup manusia membutuhkan makanan. Jadi ini prospek pekerjaan jangka panjang," jelasnya. (jpnn)

Komentar