Minggu, 12 Mei 2024 | 17:33
NEWS

Waspada Peningkatan DBD di Tengah Pandemi Covid-19

Waspada Peningkatan DBD di Tengah Pandemi Covid-19
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Wabah Covid-19 Achmad Yurianto. (BNPB)

ASKARA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat mewaspadai dampak musim pancaroba yang memicu peningkatan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Tentu berpotensi mengancam kesehatan selama pandemi virus corona (Covid-19) masih berlangsung. 

"Saya ingatkan pada musim pancaroba di bulan April-Mei secara statistik kita masih sering menunjukkan peningkatan kasus demam berdarah. Oleh karena itu, jangan sampai ini memperburuk kondisi pandemi Covid-19," jelas Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Wabah Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/4).

Upaya pemberantasan nyamuk pembawa virus dengue harus dilakukan di lingkungan masyarakat melalui penerapan 3M yaitu menguras bak penampungan air, menyikat kamar mandi, dan menutup penampungan air. 

Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengikuti perkembangan wabah Covid-19 melalui sumber resmi pemerintah.

"Lakukan pembersihan sarang nyamuk di rumah. Waktu kita cukup banyak berada di rumah," kata Yurianto. 

Kementerian Kesehatan mencatat pada Januari sampai awal Maret 2020 jumlah pasien meninggal dunia akibat DBD mencapai 94 jiwaorang. Pasien terbanyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur dengan 29 jiwa, Jawa Barat 15 jiwa, dan Jawa Timur 11 jiwa. Ketiga provinsi itu merupakan zona merah untuk kasus DBD di Indonesia. 

Tujuh korban meninggal dunia akibat DBD juga ditemukan di Lampung, empat orang di Jawa Tengah, tiga di Bengkulu dan tiga di Sulawesi Tenggara. Empat provinsi yang masuk dalam zona kuning. 

Dua kasus kematian akibat DBD juga ditemukan masing-masing di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kallimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. 

Kemudian satu kasus ditemukan masing-masing di Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyoroti tingginya kasus DBD di NTT, khususnya Kabupaten Sikka. Jumlah pasien DBD di NTT mencapai 2.116 orang dan 31 di antaranya meninggal dunia.

Komentar