Sabtu, 11 Mei 2024 | 16:43
NEWS

Media Siber Juga Punya Peran Mengurangi Kemiskinan Dunia

Media Siber Juga Punya Peran Mengurangi Kemiskinan Dunia
Pengurus SMSI Pusat menggelar dialog bersama Wakil Ketua Dewan Penasihat SMSI M. Hatta Rajasa dan Ketua Dewan Pers M. Nuh (Dokumentasi SMSI)

ASKARA - Media siber dan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan memiliki agenda utama mengurangi kemiskinan dunia. 

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Penasihat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) M. Hatta Rajasa saat temu dialog bersama Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh dan jajaran pengurus SMSI Pusat di Gedung 6, Jalan Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (19/2).  
 
"Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) merupakan sosok pencetus ini (SDGs)," ujar Hatta mengawali perbincangannya. 

SDGs merupakan sebuah program yang dikukuhkan pada Mei 2013. Presiden SBY saat itu bersama dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan Presiden Liberia Ellen Johson-Sirleaf. Serta Wakil Sekjen PBB Jan Eliasson yang bertindak sebagai moderator. 

"Tiga pemimpin bersama High Level Panel of Eminent Persons membahasnya. Dari sustainable development agenda tujuannya mengurangi secara signifikan kemiskinan sehingga bisa meningkatkan taraf hidup bangsa-bangsa di dunia dengan cara melaksanakan pembangunan yang disebut dengan sustainable development. Jadi yang namanya miskin ya, ya tuntas seperti misinya," terang pria kelahiran Palembang tahun 1953 itu. 

Melalui telekonferensi, lanjut Hatta, para pemimpin saling menyampaikan masukan dan pandangan masing-masing yang kemudian didiskusikan bersama. Dalam diskusi, pandangan Indonesia dengan Inggris dan Liberia memiliki banyak kesamaan. 

"Poinnya diperlukan sumber daya yang tepat. Dorongan dan perhatian khusus. Tak terkecuali pada media yang bergerak pada sektor digitalisasi siber. Kalau kita boleh usul perlunya dana insentif untuk mendorong percepatan ini. Dan menurut data Bank Dunia, Indonesia masih di urutan 100 ke bawah dalam pemanfaatan teknologi yang berbasi big data. Cukup jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga," papar Hatta.    

Namun, menurut mantan menko bidang perekonomian periode 2009-2014 itu, ada harapan khususnya bagi kalangan milenial. 

"Tapi jangan dibiarkan habitat manusia yang hidup di era digitalisasi modern larut dalam sajian informasi yang tidak bermanfaat," pesan Hatta.

Perlu kepedulian menyeluruh, sikap tegas dan upaya simultan agar kondisi yang terbangun selaras dengan apa yang diharapkan bangsa. 

"Big data penting, sajiannya pun penting. Dan di sini ada peran media untuk menyampaikannya. Jangan dibiarkan tapi arahkan. Pemerintah juga harus sungguh-sungguh menciptakan keselarasan ini. Informasi yang baik adalah informasi yang bermanfaat bagi anak-anak bangsa," terang Hatta.

Komentar