Rabu, 09 Juli 2025 | 23:12
COMMUNITY

Wirawati Catur Panca Tegaskan Perempuan Harus Tangguh Hadapi Kejahatan Siber

Wirawati Catur Panca Tegaskan Perempuan Harus Tangguh Hadapi Kejahatan Siber
peringatan HUT ke-49 Wirawati Catur Panca yang berlangsung di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI, Jakarta (Dok Askara)

ASKARA — Ancaman kejahatan siber kian nyata, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Menyikapi kondisi tersebut, Keluarga Besar Wirawati Catur Panca menegaskan komitmennya untuk terus menjadi garda terdepan dalam upaya perlindungan perempuan di ruang digital.

Hal itu disampaikan dalam acara peringatan HUT ke-49 Wirawati Catur Panca yang berlangsung di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI, Jakarta, belum lama ini.

Mengusung tema “Setia Mengawal Para Perempuan Pejuang Menghadapi Keamanan Cyber”, kegiatan ini dirangkai dengan diskusi publik bertajuk “Menghadapi Ancaman Cyber Crime di Era Digital”, yang difasilitasi langsung oleh Kementerian PPPA.

Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, dalam sambutannya mengingatkan, literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak untuk melindungi perempuan dari potensi kejahatan yang makin kompleks.

“Indonesia ini seperti bara kekerasan. Data Kementerian PPPA mencatat, dari Januari hingga 15 Juni 2025, ada 11 ribu kasus kekerasan, mayoritas adalah kekerasan seksual. Korbannya lebih dari 12 ribu orang, sebagian besar perempuan. Dunia digital menjadi lahan baru bagi predator,” tegas Arifatul.

Tak hanya itu, lanjutnya, tantangan makin berat dengan tingginya akses teknologi pada anak-anak. “Data BPS menunjukkan 37 persen anak usia dini sudah menggunakan ponsel. Bahayanya jelas di depan mata,” imbuhnya.

Ketua Umum Wirawati Catur Panca, Pia F. Megananda, menegaskan bahwa ancaman terhadap perempuan kini tidak hanya datang dari ketidakadilan konvensional, tetapi juga dari kejahatan maya yang sulit terdeteksi.

“Cybercrime itu bukan cuma soal data pribadi dicuri, tapi ini soal merusak ketahanan keluarga, merusak moral masyarakat. Karena itu, perempuan harus melek digital, harus cerdas, harus berani bersuara,” ujar Pia.

Menurut Pia, literasi digital adalah senjata utama agar perempuan tidak menjadi korban. “Cyber Smart, Bangsa Kuat. Kalau perempuan kuat menghadapi dunia maya, Indonesia juga akan lebih kuat dan bermartabat,” tandasnya.

Forum diskusi yang digelar juga menghadirkan para narasumber kompeten, di antaranya Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, Asisten Khusus Kepala BIN Wawan Hari Purwanto, Penyidik Siber Bareskrim Polri AKP Marotul Aeni, dan aktivis pendamping korban scamming Yuni Andarwati.

Selain diskusi, HUT ke-49 Wirawati Catur Panca juga akan diramaikan dengan Kejuaraan Renang Master Perempuan yang digelar 9 September 2025, memperebutkan Piala Bergilir Menteri PPPA. Ajang ini menjadi simbol semangat sehat, tangguh, dan solidaritas lintas generasi.

“Momentum HUT ini bukan seremonial. Ini adalah panggilan perjuangan kita bersama, membangun perempuan Indonesia yang kuat, cerdas, dan terlindungi, termasuk di ruang digital,” tutup Pia.

 

Komentar