Hati-Hati Pemalsuan Susu: Deteksi dengan Analisis Pangan

Oleh: Atmelrina Miranti
Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ASKARA - Tahukah kamu bahwa analisis pangan yang dilakukan oleh industri bukan sekadar formalitas? Analisis pangan memiliki peran penting untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi masyarakat aman, bermutu, dan bebas dari zat berbahaya yang bisa membahayakan kesehatan.
Salah satu isu utama dalam industri pangan adalah pemalsuan kandungan gizi pada susu, yang kerap dilakukan oleh oknum peternak atau pengepul demi mengejar keuntungan.
Bagaimana Pemalsuan Susu Dilakukan?
Oknum-oknum tidak bertanggung jawab biasanya menambahkan bahan pengotor untuk meningkatkan kuantitas atau kualitas semu susu agar lolos standar industri. Bahan-bahan tersebut di antaranya:
Air: untuk menambah volume susu.
Gula & pati: untuk meningkatkan kekentalan.
Minyak sayur: untuk meniru kadar lemak alami.
Protein nabati (kedelai, gandum, kacang polong): untuk mendongkrak kadar protein.
Susu dari spesies lain: seperti kambing, karena lebih murah.
Yang lebih membahayakan, beberapa pelaku bahkan mencampurkan bahan kimia berbahaya, seperti:
Melamin: zat tinggi nitrogen yang bisa memicu pembentukan batu ginjal dan gagal ginjal akut.
Urea: ditambahkan untuk memutihkan susu dan meningkatkan kadar nitrogen, tapi bisa menyebabkan mual, muntah, diare, dan gangguan elektrolit.
Deterjen: digunakan untuk mengemulsi lemak asing, namun bisa menyebabkan iritasi kulit, gangguan pencernaan, gangguan hormon, hingga masalah jantung.
Analisis Pangan: Deteksi Pemalsuan dengan Ilmu
Analisis pangan adalah cabang ilmu yang menggunakan metode-metode ilmiah untuk memastikan keamanan dan keaslian kandungan pangan. Dalam kasus susu, berbagai metode digunakan untuk mendeteksi pemalsuan, antara lain:
Analisis lemak (metode Gerber): untuk mendeteksi pemalsuan kadar lemak.
Analisis urea dan melamin: menggunakan Kromatografi Gas (GC), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC), dan spektroskopi. Metode Kjeldahl tidak cukup karena hanya mengukur nitrogen total, termasuk dari zat berbahaya.
Pemeriksaan titik beku dan angka refraksi: untuk mengetahui penambahan air. Titik beku normal susu berkisar antara 0°C hingga -0,520°C, dan angka refraksi minimal adalah 34.
Analisis mikrobiologi (Total Plate Count/TPC): untuk mendeteksi cemaran mikroba.
Jadi Konsumen Cerdas dan Bijak
Analisis pangan tak hanya membantu produsen menjaga mutu, tapi juga memberikan informasi nilai gizi di kemasan yang dapat membantu konsumen memilih produk secara bijak.
Sebagai konsumen, mari kita:
Cek label dan informasi gizi pada produk susu.
Pilih produk yang sesuai kebutuhan tubuh, terutama dalam hal kandungan gula dan lemak.
Lebih kritis dan peduli terhadap apa yang dikonsumsi.
Jangan biarkan upaya pengawasan mutu dari industri dan laboratorium menjadi sia-sia. Dengan menjadi konsumen yang bijak, kita turut berkontribusi menjaga kesehatan dan mendukung industri pangan yang jujur dan berkualitas.
Komentar