Keaslian Ijazah Jokowi Kembali Dipertanyakan, dr. Tifa Ungkap Data Mencurigakan

ASKARA – Isu lama mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke publik. Kali ini, sorotan datang dari dr. Tifauzia Tyassuma, yang dikenal vokal menyuarakan kritik terhadap berbagai isu nasional. Dalam sebuah podcast bersama Rafly Harun yang beredar luas di media sosial, dr. Tifa membeberkan sejumlah kejanggalan serius terkait jenjang pendidikan dan dokumen akademik Jokowi.
Menurut dr. Tifa, data yang ditemukan menunjukkan bahwa Jokowi diterima di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1980 sebagai mahasiswa program sarjana muda, bukan strata satu (S1). Hal ini sesuai dengan data formulir pendaftaran yang kini berada di Bareskrim Polri dan temuan Puslabfor.
"Kalau Jokowi masuk program sarjana muda, maka tidak ada kewajiban untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN)," ujar dr. Tifa. Namun, dalam berbagai klaim, Jokowi disebut sudah melaksanakan KKN pada tahun 1983. Padahal, tahun itu ia baru memasuki semester enam, yang biasanya merupakan akhir dari program sarjana muda. “Untuk apa KKN dilakukan jika belum ada lanjutan ke S1?” tanya dr. Tifa.
Lebih jauh, ia mengungkap adanya transkrip nilai dengan nomor mahasiswa 1681 KT yang menunjukkan IPK 3,05 dengan total 88 SKS tambahan. Padahal sebelumnya, Jokowi disebut telah menempuh 122 SKS dengan IPK hanya 2,05. “Kalau dijumlah, total SKS-nya jadi 210. Ini sangat janggal, karena standar SKS untuk S1 saat itu hanya berkisar 144-150,” terang dr. Tifa.
Ia juga mempertanyakan pengulangan beberapa mata kuliah dasar seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Agama Islam, Bahasa Inggris, dan Pancasila yang semestinya tidak perlu diambil lagi jika benar Jokowi melanjutkan dari sarjana muda ke sarjana.
Selain itu, dalam arsip pengumuman mahasiswa baru di koran Kedaulatan Rakyat tahun 1980, dr. Tifa menemukan ketidakkonsistenan pemisahan nama antara program sarjana muda dan sarjana, yang menurutnya menambah kabut ketidakjelasan.
Hingga saat ini, belum pernah ditunjukkan secara resmi ijazah sarjana muda Jokowi. “Tiba-tiba loncat punya ijazah sarjana. Ini yang publik pertanyakan,” tegasnya.
Isu ini sebelumnya telah dibantah, oleh pihak UGM yang menyatakan bahwa Jokowi adalah lulusan S1 Fakultas Kehutanan. Namun, paparan dr. Tifa membuka kembali ruang diskusi mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam riwayat pendidikan seorang kepala negara.
Komentar