Kang Nanang Desak Negara Hadir untuk Guru Ngaji

ASKARA – Pidato Ketua Umum DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), H. Nanang Mubarok, SHI., M.Sos., menggugah perhatian publik saat menghadiri Wisuda ke-XX Santriwan-Santriwati Al-Qur’an LPPTKA BKPRMI di Asrama Haji Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Kang Nanang itu menekankan pentingnya negara memberi perhatian serius terhadap kesejahteraan guru ngaji di Indonesia. Ia menilai, kontribusi guru ngaji terhadap pembangunan karakter bangsa belum diimbangi dengan kesejahteraan yang layak.
“Banyak guru ngaji yang mengajar dari pagi hingga malam, tanpa imbalan yang sepadan. Padahal dari tangan-tangan mereka lahir generasi unggul yang kelak menjadi pemimpin umat, bahkan pemimpin bangsa,” ujarnya penuh haru.
BKPRMI, kata Kang Nanang, telah menjadi kekuatan strategis dalam pembangunan karakter bangsa. Selama 48 tahun kiprahnya, organisasi ini tak hanya menjadi wadah pemuda masjid, tapi juga mitra pemerintah dalam pembangunan berbasis keagamaan dan moral.
Data yang ia sampaikan menunjukkan, BKPRMI saat ini hadir di 35 dari 38 provinsi, membina 3,7 juta anak mengaji, 2,3 juta remaja masjid, dan didukung lebih dari 100 ribu guru ngaji. Namun, banyak dari mereka mengabdi tanpa kepastian penghasilan.
“Negara harus hadir. Minimal dengan menyusun regulasi insentif yang setara profesi keagamaan lain, atau bahkan setara dengan UMR, UMP, atau UMK,” tegasnya.
Kang Nanang berharap, pemerintah pusat dan daerah segera menindaklanjuti hal ini secara konkret. Ia menegaskan bahwa guru ngaji adalah pilar utama dalam pendidikan karakter dan spiritual generasi bangsa.
Wisuda tersebut diakhiri dengan penyerahan piagam, penampilan santri, serta doa bersama yang diikuti ratusan santri, wali, para asatidz, dan perwakilan pemerintah Kota Kendari, Maman Firmansyah, selaku Asisten I Setda Kota Kendari.
“Membangun bangsa tidak hanya lewat bangunan sekolah, tetapi juga dari cahaya ilmu yang menyala di rumah, masjid, atau tempat para guru ngaji berjuang dalam diam,” pungkas Kang Nanang.
Komentar