Senin, 16 Juni 2025 | 08:21
COMMUNITY

Krisis Koperasi Nelayan di Cirebon: Wa Durji Tantang Pemerintah Bangun Perumahan di Sepanjang Sungai!

Krisis Koperasi Nelayan di Cirebon: Wa Durji Tantang Pemerintah Bangun Perumahan di Sepanjang Sungai!
Wa Durji

ASKARA – Sistem koperasi nelayan yang dulu menjadi pusat lelang hasil tangkapan kini terancam mati! Ribuan perahu di pesisir Kabupaten Cirebon menghadapi  kenyataan pahit: koperasi nelayan yang dulunya menjadi tulang punggung ekonomi kini mati suri. 

Pemerhati Lingkungan Cirebon Timur, Wa Durji, mengungkap bahwa koperasi nelayan kini tidak lagi berfungsi seperti era sebelumnya, di mana semua nelayan bisa melelang hasil tangkapan mereka dengan mudah. Ia juga menantang pemerintah untuk bertindak nyata dengan membangun perumahan nelayan di sepanjang alur sungai hingga Baro.

"Padahal, perahu nelayan jumlahnya banyak, perahu Gebang di perkirakan mencapai 1700 perahu. Dengan ukuran kurang dari 5 GT ada 1400 an  perahu dan yang 5 -10 GT kisaran 43 perahu," ujar Pemerhati Lingkungan Cirebon Timur, Wa Durji di Cirebon pada Jum'at (23/5).

Salah satu penyebab utama gagalnya sistem lelang koperasi nelayan adalah lalulintas perahu yang sulit menuju tempat pelelangan ikan (TPI). Perahu-perahu yang bergerombol di satu titik menyebabkan kemacetan di sungai, menghambat lalu lintas perahu, dan membuat nelayan enggan menggunakan koperasi.

"Ini PR bagi pemerintah, sebab bila situasinya seperti ini ( akses padat ) tidak mungkin koprasi bisa berjalan sebab perahu tidak dapat lewat ( ini untuk koprasi lama )," tambah pria kelahiran Cirebon 1 Desember 1969 itu.

Wa Durji menekankan bahwa solusi efektif adalah membangun perumahan nelayan di sepanjang sungai, baik di sisi timur maupun barat. Dengan demikian, perahu dapat tersebar merata, akses ke TPI menjadi lebih mudah, dan koperasi bisa kembali berfungsi optimal.

"Logikanya, jika nelayan tinggal dekat sungai, mereka akan menyandarkan perahunya di dekat rumah. Ini akan mengurangi kepadatan di satu titik dan mempermudah akses ke koperasi," jelasnya.

Ia juga menyoroti bahwa meskipun telah dibangun koprasi baru ( PPI ) namanya, asal belum ada perumahan di sepanjang sungai hasilnya tetep nihil, nelayan tidak akan dapat lelang karna koperasi jauh dari pemukiman penduduk..

"Coba jika semua terealisasi, koperasi dibenahi dengan pengurus yang berdedikasi, tenaga profesional, dan semangat tinggi, tentu dengan dukungan berbagai elemen di lingkungan Gebang, maka koperasi bisa kembali berjaya," tutup Wa Durji.

Oleh sebab itu masyarakat mengimbau  agar pemerintah dapat menyediakan perumahan nelayan khususnya di sepanjang sungai sampai ke Baro, baik di sebelah timur sungai maupun sebelah barat sungai, ini akan efektif untuk menata perahu supaya tidak mengumpul di satu tempat.

Bila ada perumahan, logikanya nelayan akan menyandarkan perahunya pasti di dekat rumah. Berapa pun bangunan gedung koperasi di buat hasilnya zonk, sebab lalulintas perahu padat.

"Bangunan koperasi tanpa sistem yang efektif hanya akan menjadi proyek kosong. Jika perumahan nelayan di sepanjang alur sungai bisa direalisasikan, sistem lelang pasti berjalan," tegas Wa Durji.

Kemudian koprasi bisa dibenahi kembali tentu dengan cara :
- Bentuk pengurusnya.
- Siapkan tenaga profesionalnya.
- Cari orang yang berdedikasi, yang sungguh sungguh bertujuan ingin membesarkan koprasi.
- Mau bekerja keras tanpa pamrih.
- Semangatitas yang tinggi dll.

"Ini semua tentunya tidak luput dukungan dari berbagai element di lingkungan Gebang," tutupnya.

Komentar