Selasa, 13 Mei 2025 | 16:26
COMMUNITY

Pesan Ustadz Muhammad Harun Al Rasyied: Jangan Uraikan Benang Taqwa yang Telah Dipintal di Ramadhan

Pesan Ustadz Muhammad Harun Al Rasyied: Jangan Uraikan Benang Taqwa yang Telah Dipintal di Ramadhan
Ustadz Muhammad Harun Al Rasyied

ASKARA - Ustadz Muhammad Harun Al Rasyied, Wakil Ketua Umum Yayasan Madani Al Washiyyah, menyampaikan pesan penuh makna dalam momen Syawal sebagai kelanjutan dari Ramadhan yang penuh berkah. Ia mengajak seluruh umat Islam untuk terus bersyukur atas nikmat hidup dan kesempatan beribadah yang masih Allah SWT karuniakan.

Ustadz Harun mengajak umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah SWT dan menjadikan kebahagiaan dunia-akhirat sebagai tujuan hidup.  

“Semoga kita dapat konsisten menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga kita memperoleh kehidupan yang thayyibah dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin YRA,” ucap Ustadz Harun, Jum'at (18/4).

Shalawat dan salam ia panjatkan kepada Rasulullah SAW, sang pembawa cahaya, beserta keluarga dan para sahabat beliau. Ia berharap umat Islam hari ini mampu meneladani akhlak Rasul dan menjadi umat yang layak dibanggakan di hari akhir.

Ustadz Harun mengingatkan, meski Ramadhan telah berlalu, spirit ibadah dan ketaqwaan yang ditanam di bulan suci itu harus terus dipelihara. Syawal, yang secara bahasa berarti “peningkatan”, justru menjadi tantangan sesungguhnya untuk membuktikan bulan Syawal adalah waktu untuk meningkatkan ketaqwaan yang telah dipupuk selama Ramadhan. 

Ia menegaskan bahwa ujian sesungguhnya adalah menjaga komitmen taqwa selama 11 bulan ke depan hingga berjumpa kembali dengan Ramadhan berikutnya.

“Ramadhan bukan akhir dari perjuangan. Justru bulan Syawal ini adalah awal ujian kita. Apakah kita mampu menjaga ketaqwaan itu selama 11 bulan ke depan sampai Ramadhan berikutnya?” tegas Ustadz Harun.

Mengutip Surah An-Nahl Ayat 92, Ustadz Harun mengingatkan umat untuk tidak menjadi seperti wanita tua yang menguraikan pintalan benangnya kembali setelah hampir rampung.  "Dan janganlah kalian menjadi seperti seorang wanita tua yang memintal benang menjadi pakaian, lalu ia uraikan kembali benang itu setelah hampir selesai.”

Ayat ini menjadi metafora mendalam, bagaimana ketaqwaan yang telah dipintal susah payah selama Ramadhan, bisa hancur kembali jika kita terjerumus dalam maksiat selepasnya.

“Setelah kita memintal ketaqwaan dengan susah payah di bulan Ramadhan, janganlah kita menguraikannya kembali dengan bermaksiat selepas bulan tersebut,” pesan Ustadz Harun.  

Halal Bihalal dan Eratkan Silaturahim

Ustadz Harun Yahya mengingatkan umat untuk tidak menyia-nyiakan hasil ibadah selama Ramadhan. Ia mengajak umat Islam untuk memperkuat dua hubungan penting: dengan Allah (Hablum Minallah) dan dengan sesama manusia (Hablum Minannas).

Ustadz Harun mengajak umat Islam agar tidak mengulang kesalahan itu dengan kembali pada kebiasaan buruk setelah Ramadhan. Justru di bulan Syawal ini, menurutnya, adalah momen yang tepat untuk melanjutkan peningkatan ibadah sekaligus mempererat hubungan sosial dan emosional antar sesama.

“Marilah kita berhalal bi halal. Saling menghalalkan, memaafkan, dan melepaskan kesalahan satu sama lain,” ujarnya. “Inilah saat yang tepat untuk memperbaiki Hablum Minannas.”

Selain meningkatkan hubungan dengan Allah, bulan Syawal juga menjadi momen untuk memperkuat hubungan sesama manusia melalui halal bihalal dan silaturahim. 

“Silaturahim berasal dari kata ‘silah’ yang berarti hubungan, dan ‘rahim’ yang merujuk pada rahim seorang ibu. Karena kita semua berasal dari rahim Siti Hawa, tugas kita adalah menjaga hubungan ini agar tetap erat,” jelasnya.  

Ia pun mengangkat makna silaturahim, yang berasal dari dua kata: silah (hubungan) dan rahim (rahim seorang ibu), sebagai bentuk pengingat bahwa kita semua berasal dari asal yang sama, yaitu dari rahim Siti Hawa.

Ustadz Harun juga mengutip Hadits Quds yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, di mana Allah SWT berfirman: “Barang siapa yang menghubungkan rahim, maka Aku akan berhubungan (dekat) dengannya; dan barang siapa yang memutuskan rahim, maka Aku akan memutuskan hubungan dengannya. (HR Tirmidzi). 

Predikat MinalAidin wal Faizin

Ustadz Harun menekankan bahwa menjaga ketaqwaan kepada Allah dan mempererat hubungan sesama manusia adalah kunci untuk meraih predikat Minal ‘A’idin wal Faizin adalah kemenangan yang hakiki.

“Inilah tugas besar kita setelah Ramadhan,” lanjutnya. “Menjaga pintalan taqwa dan mempererat hubungan kemanusiaan. Jika kita berhasil menjaga keduanya, insyaAllah kita benar-benar menjadi bagian dari ‘Minal ‘A’idin wal Faizin’.”

Ustadz Harun menutup tausiyahnya dengan doa dan harapan agar umat Islam terus menjadi pribadi-pribadi yang kuat, solid, serta senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.

”Ya Allah, bulan Ramadhan yang penuh berkah telah meninggalkan kami. Begitupun dengan pagi, sore dan malam yang penuh dengan ibadah dan kebaikan. Bulan Ramadhan telah menjadikan kami tenggelam dalam lautan ketaatan dan kebahagiaan.”

”Ya allah, jangan engkau jadikan bulan Ramadhan yg lalu menjadi yang terakhir dalam kehidupan kami. Namun jika engkau berkehendak sebaliknya, maka jadikanlah kami termasuk hamba yang engkau rahmati, bukan yang terhalang dari kasih sayang-Mu.”

”Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba yang kembali kepada kesucian dan kesuksesan setiap tahunnya, dan jadikanlah kami hamba yang senantiasa engkau liputi dengan kebaikan.”

Komentar