Senin, 21 April 2025 | 12:42
OPINI

Murdaya Po, Konglomerat Pecinta Golf yang Meninggal Dunia di Singapura

Murdaya Po, Konglomerat Pecinta Golf yang Meninggal Dunia di Singapura
Murdaya Po (Dok Pribadi)

ASKARA – Murdaya Widyawimarta Po, konglomerat ternama sekaligus tokoh penting dalam dunia olahraga golf Indonesia, meninggal dunia di Singapore General Hospital pada Senin, 7 April 2025, pukul 13.57 waktu setempat. Pendiri Central Murdaya Group ini tutup usia setelah berjuang melawan komplikasi kanker selama dua tahun terakhir.

Pak Po, sapaan akrabnya, memulai kiprahnya di dunia bisnis sejak tahun 1972 di bidang konstruksi. Bersama sang istri, Siti Hartati Murdaya, ia sukses membangun gurita bisnis yang mencakup berbagai sektor, termasuk properti dengan kepemilikan atas Pondok Indah Mall dan JIExpo Kemayoran.

Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 12 Januari 1946 ini juga dikenal sebagai tokoh yang sangat mencintai olahraga, terutama golf. Komitmennya dalam memajukan dunia golf di Indonesia sangat besar. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) selama dua periode, yakni 2014–2018 dan 2018–2022. Sejak 2004, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Pondok Indah Padang Golf Tbk.

“Kami sangat kehilangan sosok Pak Po. Beliau adalah teladan kami semua. Tidak hanya piawai dalam bisnis, tapi juga memiliki kepedulian besar terhadap olahraga golf. Beliau banyak mendukung kemajuan atlet-atlet golf di Indonesia, baik dari segi fasilitas maupun dukungan langsung,” ujar Erry Arsyad, Direktur Pondok Indah Padang Golf.

Pak Po juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia (APLGI) selama dua periode (2006–2010 dan 2010–2014). Kecintaannya terhadap golf bermula sejak 1974, saat sang istri mengenalkannya pada olahraga tersebut.

“Nyonya saya yang mengenalkan golf sejak 1974. Saya langsung suka karena bisa dapat udara segar, jalan sambil bergurau dengan teman-teman. Ini olahraga yang bisa dinikmati hingga usia tua,” kenangnya dalam sebuah wawancara.

Bersama Ciputra, Pak Po turut membangun Pondok Indah Golf Course, lapangan golf bertaraf internasional pertama milik anak bangsa. Pada tahun 1983, ia berhasil membawa Indonesia menjadi tuan rumah World Cup Golf—prestasi yang hingga kini belum terulang kembali.

Dedikasinya tak berhenti di situ. Ia mendirikan berbagai akademi golf, termasuk Leadbetter Golf Academy di Jakarta pada 2011. Bahkan setelah tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PB PGI, Pak Po tetap melanjutkan perannya melalui pendirian National Golf Institute Indonesia (NGII) pada 2015, yang menjadi pusat pelatihan atlet tim nasional.

“Setelah tak lagi menjabat, beliau menegaskan komitmennya untuk melanjutkan NGII. Tujuan beliau hanya satu: mengembangkan prestasi golf agar Indonesia semakin maju,” kata Dersi Suwita, Direktur Eksekutif NGII.

Duka dari Pegolf Asia

Rasa duka juga datang dari kalangan internasional. Pegolf India Gaganjeet Bhullar, juara Indonesia Open 2013, 2016, dan 2022, menyampaikan belasungkawa.

“Saya sangat sedih mendengar kabar wafatnya Pak Po. Beliau adalah sosok luar biasa, kecintaannya pada golf menjadi inspirasi bagi banyak orang. Antusiasme dan kebaikan hatinya akan sangat dirindukan, baik di dalam maupun di luar lapangan,” ujar Bhullar melalui pesan WhatsApp.

Meski telah senior, semangat Pak Po tetap membara. Ia masih aktif bermain golf hampir setiap hari sebelum jatuh sakit, meski hanya beberapa hole. Ia juga kerap hadir langsung dalam sesi pelatihan atlet, memberikan semangat dan dukungan secara langsung.

Tak heran jika banyak orang mempertanyakan kapan ia akan pensiun dan menikmati masa tua bersama keluarga.

“Saya bukan orang yang bisa diam di rumah saja. Banyak orang memilih istirahat saat pensiun, bermain dengan cucu. Tapi saya tidak begitu. Kebahagiaan saya adalah tetap aktif, bertemu, bercerita, dan tukar pikiran. Saya baru akan pensiun beberapa jam sebelum Tuhan memanggil saya,” ungkapnya dalam wawancara eksklusif.

Selamat jalan, Pak Po. Terima kasih atas segala dedikasi dan cinta Anda untuk Indonesia. Beristirahatlah dalam damai.

 

Komentar