Ramadhan Berakhir, Jangan Kembali Maksiat

ASKARA -:Semua amal itu ada tanda-tandanya, apakah ia diterima ataukah ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terus bagaimana dengan Ramadan kita? Qiyam kita, puasa kita, sedekah kita?
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mu’minun: 60)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan orang-orang yang setelah beramal shalih, mereka tetap merasa takut amalannya tidak diterima. Sikap ini adalah cerminan dari ketakwaan sejati.
Seorang muslim yang telah melalui Ramadan dengan penuh ibadah seharusnya tidak kembali kepada kemaksiatan. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
"Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang kontinu (istiqamah), meskipun sedikit." (HR. Bukhari no. 6464, Muslim no. 783)
Ramadan bukan hanya momentum tahunan, tetapi madrasah ruhiyah yang membentuk karakter seorang hamba. Jika setelah Ramadan seseorang kembali kepada kebiasaan maksiat, maka ada yang salah dalam pemahamannya terhadap tujuan ibadah.
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah’ lalu mereka tetap istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.’" (QS. Fussilat: 30)
Ramadan harus menjadi titik perubahan, bukan hanya jeda sesaat dari kebiasaan buruk. Jika Ramadan telah berlalu, maka Rabb-nya Ramadan tetap ada. Jangan sampai amal-amal shalih yang sudah kita bangun dihancurkan sendiri dengan kembali kepada maksiat.
Rasulullah ﷺ mengingatkan:
مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ
"Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan mati." (HR. Bukhari no. 3667)
Pesan ini seharusnya mengingatkan kita bahwa ibadah bukan hanya saat Ramadan, tetapi sepanjang hayat. Kita tidak tahu apakah Ramadan yang baru saja kita jalani adalah Ramadan terakhir kita. Oleh karena itu, istiqamahlah dalam ibadah, jauhi maksiat, dan berdoalah agar amalan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala:
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعْمَالِنَا، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Ya Allah, terimalah puasa kami, qiyam kami, dan seluruh amal kami, serta jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertakwa."
Semoga kita termasuk hamba yang tetap istiqamah setelah Ramadan dan meraih derajat muttaqin di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)
Komentar