Sambut HPN 2025, Prof Rokhmin Dahuri Berharap Media Mengawal Ketahanan Pangan Untuk Kemandirian Bangsa

ASKARA - Menyambut Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2025, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS menekankan peran vital media dalam mengawal program prioritas Presiden Prabowo yakni swasembada pangan dan MBG (Makan Bergizi Gratis) untuk kemandirian bangsa. Disamping itu, media juga dapat berperan aktif dalam menyuarakan isu-isu terkait ketahanan pangan, seperti pertanian berkelanjutan dan distribusi pangan yang adil.
"Dengan peran aktif media, diharapkan isu-isu terkait ketahanan pangan dapat lebih mendapat perhatian publik dan dukungan yang lebih besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam hal pangan," ujar Prof Rokhmin Dahuri dalam keterangannya, Ahad, (9/2).
Beliau juga menekankan media dapat menjadi garda ketahanan pangan, termasuk pertanian berkelanjutan, distribusi pangan yang adil, dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani serta keberlanjutan sistem pangan nasional.
Prof. Rokhmin Dahuri mendorong media untuk memainkan peran yang lebih besar dalam mengedukasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan. Menurutnya, media memiliki peran strategis untuk tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga untuk menginspirasi dan melibatkan masyarakat dalam praktik yang mendukung keberlanjutan dan kemandirian pangan nasional.
Kemudian, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - IPB University itu. mengungkapkan beberapa poin penting terkait ketahanan pangan, utamanya:
1. Peran Strategis Pangan: Bahwa pangan memiliki peran strategis bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan bangsa⁽¹⁾. Pangan tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan, tetapi juga kualitas sumber daya manusia (SDM).
Melalui peran strategis ini, media dapat turut berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pangan, dengan memastikan kesejahteraan bagi petani, keberlanjutan alam, dan pemerataan akses pangan bagi seluruh rakyat.
2. Kedaulatan Pangan: Ia meminta tiap wilayah di Indonesia untuk berkonsentrasi dalam mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan. Ini melibatkan pengembangan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan secara berkelanjutan.
3. Tantangan Global: Permintaan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dunia, sementara suplai pangan global cenderung menurun akibat berbagai faktor seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan ketegangan geopolitik.
4. Krisis Pangan: Dunia saat ini menghadapi krisis pangan, energi, dan resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan konflik global. Kekurangan pangan dapat memicu gejolak politik dan kejatuhan rezim pemerintahan.
5. Potensi Indonesia: Indonesia memiliki potensi besar untuk berdaulat pangan dan bahkan menjadi pengekspor pangan utama. Namun, kinerja sektor pangan perlu ditingkatkan untuk mencapai potensi tersebut.
6. Kolaborasi Pentahelix: Strategi kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
"Dengan mengedepankan ketahanan pangan, diharapkan Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan dan kesejahteraan yang berkelanjutan," ujar Ketua Umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) itu.
Dalam kesempatan itu, Prof Rokhmin Dahuri menekankan, media memiliki peran penting dalam menyuarakan isu-isu terkait ketahanan pangan, antara lain:
Pertama, Meningkatkan Kesadaran Publik
Media dapat mempromosikan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang mendukung kesejahteraan petani dan keberlanjutan produksi pangan.
Media memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi yang mendalam tentang pentingnya ketahanan pangan dan tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian.
"Melalui berita, artikel, dan laporan investigatif, media dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu penting seperti ketergantungan impor pangan, keberlanjutan sumber daya alam, dan perubahan iklim yang berdampak pada produksi pangan," terangnya.
Kedua, Menjadi Penghubung antara Pemerintah dan Masyarakat
Media bisa menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ketahanan pangan, pers memiliki peran untuk menyampaikan kebijakan pemerintah yang mendukung pertanian berkelanjutan dan mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai kemandirian pangan.
Media dapat memperjuangkan distribusi pangan yang merata dan adil, memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapatkan akses yang cukup terhadap pangan berkualitas.
Ketiga, Mengawasi Keadilan Distribusi Pangan
Media harus menyajikan informasi yang akurat dan berimbang tentang kebijakan ketahanan pangan, inovasi dalam pertanian, dan upaya pemerintah serta masyarakat dalam memastikan ketersediaan pangan.
Salah satu isu krusial yang diangkat dalam ketahanan pangan adalah distribusi pangan yang adil. Media dapat mengawasi apakah kebijakan distribusi pangan diterapkan dengan baik, serta apakah seluruh lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mendapatkan akses pangan yang cukup dan berkualitas.
Keempat, Mendorong Inovasi dalam Pertanian
Media dapat berperan dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan, memastikan bahwa kebijakan tersebut berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Media juga bisa memberikan platform bagi inovasi dalam sektor pertanian yang mendukung ketahanan pangan, seperti teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan efisien.
"Dengan meliput berbagai kemajuan dalam bidang ini, media dapat mendorong lebih banyak petani untuk mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kelestarian alam," ujar Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu.
Kelima, Menjaga Transparansi dan Akuntabilitas: Media yang bertanggung jawab berfungsi sebagai pengawas bagi sektor pangan dan pertanian. Dengan melakukan investigasi dan melaporkan praktik yang merugikan, seperti manipulasi harga pangan, kebijakan yang tidak berpihak pada petani, atau ketidakefektifan program pemerintah, media dapat memastikan adanya akuntabilitas dalam pengelolaan ketahanan pangan negara.
Keenam, Mendorong Partisipasi Masyarakat
Media dapat mengedukasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan, melalui kegiatan seperti urban farming, pengurangan sampah makanan, dan konsumsi pangan lokal.
Dengan dukungan media dalam menyebarkan informasi dan edukasi, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar dan terlibat aktif dalam upaya mendukung ketahanan pangan. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu memastikan ketersediaan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga lingkungan.
"Media memiliki peran penting dalam mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang dapat mendukung ketahanan pangan," sebut Wakil Ketua Dewan Pakar Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh media untuk mendukung ketahanan pangan melalui partisipasi masyarakat:
1. Urban Farming (Pertanian Perkotaan)
Menggunakan lahan kosong di perkotaan: Masyarakat dapat memanfaatkan lahan kosong di perkotaan untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan.
Urban farming dapat membantu menyediakan sayuran segar yang lebih dekat dengan konsumen, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Media dapat mengedukasi masyarakat mengenai manfaat urban farming atau pertanian perkotaan yang dapat dilakukan di halaman rumah atau lahan kosong di sekitar perkotaan.
Dengan mengembangkan pertanian di area perkotaan, masyarakat dapat memproduksi pangan secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada pasar, dan menciptakan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan.
Media bisa memfasilitasi ini dengan memberikan informasi tentang teknik berkebun sederhana, manfaatnya, serta kisah sukses dari individu atau komunitas yang telah melakukannya.
2. Pengurangan Sampah Makanan
Media dapat menjadi sarana penting dalam mengkampanyekan pengurangan sampah makanan, yang saat ini menjadi masalah besar di banyak negara, termasuk Indonesia. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengurangi pemborosan makanan dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi pangan dan mengurangi ketimpangan pangan.
Media bisa mengangkat tips praktis tentang pengelolaan makanan yang lebih baik, seperti cara menyimpan bahan makanan agar lebih awet dan tidak mudah rusak, atau cara mengolah sisa makanan menjadi hidangan baru yang bergizi.
Media dapat memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah makanan dan cara-cara untuk melakukannya. Masyarakat dapat diajak untuk mendaur ulang sisa makanan menjadi kompos atau makanan ternak, sehingga mengurangi limbah dan memberikan manfaat tambahan.
3. Konsumsi Pangan Lokal
Pentingnya konsumsi pangan lokal sebagai salah satu langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan. Media dapat menjadi penggerak perubahan dengan menginspirasi dan melibatkan masyarakat dalam upaya bersama untuk mendukung ketahanan pangan.
Masyarakat didorong untuk mengonsumsi produk pangan lokal yang diproduksi oleh petani setempat. Dengan mengonsumsi pangan lokal, masyarakat dapat membantu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari transportasi pangan jarak jauh.
Dengan partisipasi aktif dari masyarakat melalui kegiatan seperti urban farming, pengurangan sampah makanan, dan konsumsi pangan lokal, Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan.
Dengan mengedukasi dan memotivasi masyarakat, media bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga dapat menciptakan perubahan perilaku sosial yang mendalam dan positif dalam mencapai tujuan ketahanan pangan nasional.
"Melalui langkah-langkah ini, media memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan ketahanan pangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang akan membawa dampak positif bagi masa depan Indonesia," kata anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Laut, Universitas dari Bremen, Jerman itu.
Komentar