Senin, 10 Februari 2025 | 14:21
Humor

Kampanye Politikus, Antara Neraka dan Surga

Kampanye Politikus, Antara Neraka dan Surga
Ilustrasi neraka

Sekelompok politikus mengalami kecelakaan pesawat dan meninggal.

Setibanya di akhirat, mereka disambut oleh malaikat.

Malaikat:
"Selamat datang di akhirat. Saya lihat kalian adalah politikus penting di negara kalian, jadi kalian diberikan pilihan: mau masuk surga atau neraka."

Politikus:
"Wah, di mana-mana kami selalu diperlakukan spesial. Langsung saja masuk surga, nggak perlu pilih-pilih lagi!"

Malaikat:
"Tidak bisa. Sesuai prosedur, kalian harus memilih."

Politikus:
"Ya sudah, kami ikut prosedur. Sebagai politikus, kami selalu patuh pada aturan. Bagaimana cara memilih? Apakah ada pemilu di sini?"

Malaikat:
"Tidak. Kalian akan diajak melihat neraka dan surga dulu, baru memutuskan."

Politikus:
"Baiklah."

Mereka pun dibawa ke neraka.

Di neraka, mereka disambut dengan ramah oleh setan. Tempatnya tampak nyaman: makanan dan minuman berlimpah, cuaca sejuk, ada lapangan golf, night club, karaoke, dan hiburan lainnya yang belum pernah mereka lihat selama hidup.

Bahkan, mereka bertemu teman-teman lama: kontraktor, pelobi, konglomerat, dan pejabat negara lainnya. Rasanya seperti reuni.

Politikus:
"Wah, kami mau di sini saja! Ini bukan neraka seperti yang selama ini kami dengar."

Malaikat:
"Tidak bisa. Sesuai prosedur, kalian juga harus melihat surga."

Di surga, suasananya lebih damai. Ada makanan dan minuman berlimpah, tapi sederhana. Orang-orang bernyanyi memuji Tuhan.

Namun, yang mereka temui adalah orang-orang yang dulunya sering menjadi lawan politik mereka. Tidak ada teman-teman dari lingkaran mereka.

Politikus:
"Rasanya kurang cocok di sini. Kami pilih neraka saja."

Malaikat:
"Baik. Ingat, pilihan kalian tidak bisa diubah."

Setelah administrasi selesai, mereka dikirim ke neraka.

Begitu pintu neraka terbuka, mereka terkejut. Semua hiburan yang sebelumnya mereka lihat telah hilang. Neraka berubah menjadi tempat penyiksaan: api membara, kolam lava, jeritan kesakitan dari teman-teman mereka, dan hukuman yang tiada henti.

Politikus:
"Heii! Mana neraka yang tadi? Mana perempuan cantik, hiburan, dan kesenangan yang kalian tunjukkan?"

Malaikat:
"Oh, itu tadi masa kampanye. Kami hanya menunjukkan yang indah-indah supaya kalian tertarik. Sekarang kalian sudah memilih, jadi keluhan kalian tidak lagi penting."

Komentar