Sabtu, 27 April 2024 | 19:16
NEWS

Prof Rokhmin Dahuri: Mengamalkan Islam Secara ‘Kaffah’, Tidak Terjadi Ketimpangan Sosial

Prof Rokhmin Dahuri: Mengamalkan Islam Secara ‘Kaffah’, Tidak Terjadi Ketimpangan Sosial
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

ASKARA –  Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS memberi pesan penting, bahwa Islam mengajarkan menumpuk harta, mencari dan membelanjakan harta secara  haram  dan dilarang oleh Allah SWT.

“Sebaliknya, umat Islam diwajibkan untuk berbagi harta, ilmu, dan rezeki lainnya kepada sesama insan yang membutuhkan pertolongan, kaum fakir, miskin, dan musafir. Islam juga mewajibkan umatnya untuk berlaku jujur, adil, dan menyayangi sesama, rahmatan lil a’lamin,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri dalam Bincang Inspirasi di channel YouTuber Rasil TV, dikutip, Ahad (24/3).

Maka, lanjutnya, bila manusia mengamalkan Islam secara ‘kaffah’ (keseluruhan) dan ‘itibba’ (menurut Rasulullah saw), tidak mungkin terjadi ketimpangan sosial yang sedemikian parah seperti di era Kapitalisme ini. “Kalau kita menerapkan Islam secara kaffah tidak mungkin dia itu pelit, pasti dia berbagi,” tandasnya.

Prof. Rokhmin Dahuri mencontohkan, potret kondisi kehidupan masyarakat dunia yang maju, adil-makmur  di zaman keemasan umat islam (The Golden Age Of Moslem), yaitu sejak Fathu Makkah (630 M/Abad-7) sampai Abad-18. Seperti konglomerat Utsman bin Affan menginfakan hartanya 30 persen, Abdurrahman bin Auf 50 persen, Abu Bakar Assiddiq 100 persen.  “Sekarang konlomerat muslim adakah yang seperti itu? Beli kapal pesiar dan segala macam tapi rakyatnya miskin,” katanya.

Sesungguhnya input setiap insan, jelasnya, sama ada iman dan aqidah.  Hanya tergantung prosesnya, dia bisa menjadi Majusi, bisa menjadi yang lain-lain. Kalau dalam Islam diproses yang namanya syariah. “Syariah itu lengkap sekali, hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, diatur oleh Islam. Mulai kita mau tidur sampai bangun tidur.,” papar Prof Rokhmin Dahuri.

Selain itu, kebersihan jasmani meliputi bersih badan dan anggota tubuh sewaktu hendak melakukan ibadah. Sedangkan bersih rohani, bersihnya hati dari berbagai penyakit hati. Bahkan, ketika mau tidur pun dianjurkan untuk shalat sunnah dulu, lalu membersihkan tempat tidur. Sebelum tidur kita berdoa dulu, kemudian kita disunnahkan untuk miring ke kanan. Kemudian pada saat bangun kita berdoa lagi, mau ke kamar mandi diatur.  “Ternyata menurut John Hopkin tidur miring ke kanan mempermudah kerja jantung,” kata Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara itu.

Disamping itu, bebernya, menyikat gigi diatur dalam Islam. Ada penelitian dari Kanada bahwa sikat gigi minimal dua kali dalam sehari itu bisa mengurangi resiko serangan jantung 40 persen. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim, Rasul bersabda, "Andaikan aku tidak khawatir memberatkan atas umatku, niscaya aku wajibkan atas mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat."

Selain itu, hubungan kepada Tuhannya diatur juga, seperti  cara shalat, cara haji. Bahkan hubungan antara manusia dengan dirinya ada aturannya. Kemudian, hubungan manusia dengan alam pun diatur, menebang pohon bagaimana caranya. Menangkap ikan bagaimana caranya, dan hubungan manusia dengan manusia diatur juga, bagaimana cara berekonomi.

Muslim Jadi Yang Terbaik

Selanjutnya, Prof Rokhmin mengungkapkan, seorang Muslim harus menjadi  yang terbaik pada bidangnya. Kalau kita menjadi nelayan jadilah nelayan yang terbaik. Bukan hanya untuk diri sendiri tapi kalau ada rezeki berbagi. Kalau jadi sainstis jadilah ilmuwan yang terbaik. “Masya Allah, di dalam Islam kalau menuntut ilmu karena Allah, kalau meninggal seperti mati syahid. Namun zaman sekuler ini menuntut ilmu objeknya supaya dia punya skill, supaya nanti kalau sudah lulus mendapat pekerjaan yang baik, kaya raya dan akhirnya cuek bebek,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan 2001 - 2004 itu.

Perjalanan Hidup Manusia

Mengapa ada pejabat muslim yang tidak mengacu pada Alquran? Prof Rokhmin Dahuri menjelaskan ada dua problema. Pejabat itu walaupun muslim tidak pernah membaca Alquran. Kedua, hubbud dunia. Maka dalam Alquran Surat Al Maidah, Allah berfirman, “ telah Aku sempurnakan agamamu, telah aku berikan nikmat atasmu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”

“Jadi sempurna agama Islam itu, mengatur dari A sampai Z, sangat luar biasa. Kalau kita lihat secara ilmu system ada input, ada proses, ada output. Ketika Rasulullah ditanya Malaikat Jibril ada tiga, inputnya aqidah, prosesnya syariah, outputnya akhlak,” ucapnya.

Ketika Allah meniup ruh dalam janin pada 40 hari, terangnya. Allah telah bertanya kepada kita pada saat di alam arwah belum berjasad:  Alastu birobbikum qoluu balaa syayidna. Di alam arwah semua belum diberi nama dan belum diberi jasad ditanya oleh Allah, ‘’Bukankah Saya ini Tuhanmu? Betul, saya sebagai saksi bahwa engkau tuhanku.’’

Kalau imannya diproses dengan yang benar menurut cara yang ditentukan oleh Allah, maka output akhlaknya pasti karimah, minimal karakter Rasulullah saw sebagai pemimpin, antara lain: IMTAQ kepada Allah SWT, Jujur (Shidiq), Dapat dipercaya (Amanah), Kompeten, cerdas, dan visioner (Fathonah), Mampu menyampaikan dengan hikmah (Tabligh), dan Sabar. Selain menyampaikan ilmu juga menyampaikan kelebihan harta. Kalau kita punya rezeki jangan pelit.

“Meskipun kaya raya, hidup sederhana harta dan ilmu nya untuk kemaslahatan umat manusia dan alam semesta, menyayangi Umat (rakyat) nya lebih dari mencintai diri, keluarga, apalagi kelompoknya,” tegasnya.

Meski zakat yang wajib kecil sekali hanya 2.5 persen, tetapi kata Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – Sekarang, Islam memberikan semangat kepada manusia untuk berbagi lebih. Sehingga kalau dicontohkan Sayyidina Utsman bin Affan sepertiga, kemudian Abdurrahman bin Auf setengahnya. Abu Bakar bahkan seratus persen. “Kalau manusia itu mengamalkan Islam tidak ada problema gap antara sesama, gap kerusakan lingkungan,” ujar Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat 2022 – 2026 itu.

Maka, kata Prof Rokhmin Dahuri. kalau kita menerapkan secara kaffah tidak mungkin ketimpangan terjadi. Kita Negara terburuk ke empat di dunia dalam ketimpangan kaya dan miskin. Satu persen penduduk Indonesia yang terkaya menguasai 50 persen kekayaan Negara. Nomor satu paling jelek itu Rusia, satu persen orang terkaya menguasai 74 persen, kedua India satu persen menguasai 59 persen. Ketiga Thailand.

“Cuma problemanya di Rusia, India dan Thailand kebetulan satu persen orang terkaya hampir semua pribumi. Di kita hampir semuanya non pribumi. Dan non pribuminya nasionalisme nya belum ada, karena menyimpan uangnya masih di luar negeri., sekitar 11 Triliun. Bayangkan kalau 11 Triliun disimpan di Indonesia untuk membangun pabrik, membangun IT, insprastruktur, pendidikan, membangun sawah ramah lingkung, perikanan tangkap high-tech ramah lingkungan, ini yang sangat diharapkan.

Menurut Islam kalau transaksi ekonomi yang tidak ada distori pasar serahkan kepada mekanisme pasar. Tetapi kalau distorsi misalnya monopoli , kecurangan  itu yang dilarang. Mekanisme pasar akan adil kalau ada asumsinya semua rakyat harus punya informasi yang sama, semua rakyat harus punya kemampuan yang sama. “Kalau yang miskin dengan konglomerat aturan perbankan disamakan, yang miskin tidak akan menemui perbankan. Itulah dalam Islam pemerintah harus adil,” kata Duta Besar Kehormatan Kepulauan Jeju dan Kota Metropolitan Busan, Korea Selatan itu.

Teknologi Membantu Nelayan

Prof Rokhmin Dahuri mengatakan, nelayan sebelumnya kesulitan mencari informasi akurat mengenai keadaan laut. Nelayan  jika ingin produktif dan sejahtera hasil tangkapnya juga cukup tinggi. Menurutnya, hal itu tidak mungkin jika alat tangkapnya berupa bubu saja, atau di laut pinggir saja. "Nelayan kalau pergi ke laut itu tergantung posisi tidur istri. Kalau ke kanan berarti melaut ke timur. Kalau ke kiri berarti melaut ke barat. Jadi nelayan gambling," katanya.

Menurut Ketua DPP Bidang Kemaritiman Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, teknologi pun ikut membantu para nelayan dalam mencari informasi akurat mengenai keadaan laut. aplikasi itu membantu nelayan dalam mengetahui lokasi ikan sesuai zona penangkapan, perkirakan kondisi cuaca, kondisi gelombang laut, dan estimasi harga ikan di tempat pelelangan.

“Waktu saya menjadi menteri, saya mencoba untuk menjadikan nelayan itu jangan hanya mengejar dan gambling, tapi harus cerdas lewat software yang berfungsi tiga. Pertama, mendeteksi lokasi ikan ada dimana, dan 75 persen lebih ikannya ada, sehingga tidak boros bahan bakar,” tuturnya.

Kedua, sambungnya, bisa untuk informasi pasar. Jadi, ketika si nelayan itu dilaut akan tahu harga ikan, misalnya di Pelabuhan Cirebon harganya Rp20.000, sedangkan di Indramayu Rp 15.000, Tegal hanya 12.500. Jadi, si nelayan bisa langsung ke Cirebon sehingga mendapat harga jual yang lebih tinggi. Ketiga, bisa memperkirakan cuaca, untuk menghindarkan diri kecelakaan di laut.

Kemudian, Prof Rokhmin Dahuri memaparkan, dalam presfektif Islam menuntut ilmu itu tujuan utamanya supaya lebih mengernal Allah. Karena sains tekhnologi akan terkuak  kebesaran Allah, seperti kita mempelajari dinamika laut. Ia mengaku terkesan pada Surat An Nahl, bahwa Allah berfirman itu berfungsi sebagai rotasi, untuk ikan dan berfungsi sebagai marjan.

“Setelah saya pelajari beberapa tafsir Ibnu Katsir, marjan itu berkah lainnya berupa ocean energy, bisa mutiara. Jadi manfaat berkah lain untuk manusia. Contohnya dalam Surat Ar Rahman adalah surat ke-55 dalam Al-Qur'an disebutkan tentang dua lautan yang berdampingan namun tidak saling menyatu. Kejadian ini ternyata bisa dijelaskan dalam bidang sains,” ujarnya.

Bahkan seorang ahli oseanografi bernama Francis J Cousteau pernah menyampaikan laporannya sebagai hasil pengkajiannya terhadap fenomena alam tersebut.  Cousteau menjelaskan,"Kami mempelajari pernyataan peneliti tertentu tentang penghalang yang memisahkan lautan dan mengamati bahwa Laut Mediterania memiliki salinitas dan kerapatan yang berbeda serta menjadi tempat hunian bagi flora dan fauna yang khas dari tempat itu.”

Fenomena ini, jelas Cousteau, bisa disebabkan oleh gaya fisika yang dikenal dengan sebutan 'tegangan permukaan'. Lewat berbagai penelitian, para ahli kelautan menemukan bahwa air dari laut-laut yang bersebelahan memiliki perbedaan massa jenis. Hal inilah yang kemudian membuat dua aliran laut ini tidak tercampur meskipun bersebelahan. Secara kasat mata, tampak seperti ada dinding tipis yang memisahkan.

Lebih lanjut, Prof Rokhmin Dahuri membeberkan, ikan akan banyak di daerah fitoplankton, dan akan subur jika ada unsur hara nya. Data dari FAO 85 persen produksi perikanan itu berada di laut dangkal. Karena disitu ada nutrient dari matahari. Sedangkan di laut dalam ada ikan tuna, ikan cakalang, ikan marlin dst.

Dalam aneka ragam hayati banyaknya ikan di laut 200 meter ke bawah karena kaya nutrient. Sehingga laut yang dalam terjadi pengembalian mata air dari bawah ke atas. Karena unsur hara turun , karena tidak terjangkau sinar matar turun ke dasar. “Luar biasa Allah menciptakan keseimbangan. Pada saat manusia merusak keseimbangan sulit diperbaiki,” tandasnya.

Maka, menurutnya, di negara maju dan makmur konsepnya benar-benar diterapkan yaitu akademi, bisnis dan pemrintah. Kerjasama segitiga kalau Negara maju, adil dan makmur itu dilaksanakan bukan hanya teori. Karena, yang namanya perguruan tinggi atau lembaga penelitian di seluruh dunia tidak bisa menghasilkan produk teknologi, dia hanya bisa bikin prototype. Misalnya Thomas Alfa Edison hanya menemukan proton dan electron.

“Untuk membuat lampu pijar itu general elektrik, yang mempertemukan antara industriawan adalah pemerintah. Ini yang belum diterangkan oleh pemerintah Indonesia, karena sudah kecanduan dengan mengimpor teknologi dari bangsa lain,” kata Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu.

Komentar