Selasa, 14 Mei 2024 | 23:46
OPINI

Al Hikam: Nikmat Besar Taat Kepada Allah, Rezeki Tidak Disangka

Al Hikam: Nikmat Besar Taat Kepada Allah, Rezeki Tidak Disangka

Oleh: Dr Rahmat Mulyana, Dosen IAI Tazkia

When He enables you to be obedient to Him outwardly, and provides with submission to His compulsion inwardly, He has accorded you a great favor

ASKARA - Apabila secara lahiriah Allah mengizinkanmu ketaatan menjalankan perintah-Nya, dan secara batiniah menganugerahimu sikap pasrah kepada-Nya, berarti Dia telah memberimu nikmat yang besar.

Allah SWT memberikan nikmat yang besar kepada hamba-Nya ketika Dia memungkinkan kita untuk taat kepada-Nya secara lahiriah dan dalam hati kita berserah dan tunduk pada kehendak-Nya. Ini adalah nikmat yang sangat besar, sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran:

Allah berfirman dalam Al-Quran dalam Surah Ibrahim (14:11): "tetapi Allah memberi karunia kepada yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya."

Ayat ini menunjukkan bahwa nikmat taat kepada Allah adalah hasil dari kehendak Allah yang besar, dan ketika Dia memberikan taufiq kepada seseorang untuk taat kepada-Nya, itu adalah anugerah yang luar biasa.

Syaikh Syarqawi mengajarkan bahwa penghambaan kepada Allah mencakup ketaatan lahiriah dan batiniah. Ketika Allah memberikan hidayah kepada hamba-Nya untuk melaksanakan perintah-Nya dan berserah diri pada qadarnya, itu adalah bentuk penghambaan yang sempurna.

Syaikh Al-Buthi menjelaskan bahwa penghambaan kepada Allah memerlukan ketaatan terhadap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta berserah diri dengan tulus pada ketentuan-Nya. Ini adalah bentuk istislam, yaitu sikap pasrah dan ridha terhadap kehendak Allah yang mencerminkan kesempurnaan dalam penghambaan.

Syaikh Ibnu Ujaibah menekankan bahwa nikmat ini adalah nikmat terbesar karena mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang Allah. Melakukan perintah-Nya secara lahiriah menunjukkan ketaatan terhadap syariat, sementara berserah diri kepada kehendak Allah secara batiniah mencapai batas akhir hakikat. Menggabungkan keduanya adalah kesempurnaan tertinggi.

Dalam dunia modern yang penuh dengan godaan dan sekularisme, menjaga konsistensi dalam beribadah bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, nikmat taat dan pasrah pada Allah harus dijaga sebagai penawar jiwa kita. Seperti yang Allah firmankan dalam Surah At-Talaq (65:2-3):

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah memberikan jalan keluar dan rezeki kepada mereka yang bertakwa dan berserah diri pada-Nya.

Nikmat taat dan pasrah pada Allah adalah wujud cinta kasih-Nya kepada kita. Hidup dalam naungan rahmat-Nya adalah anugerah yang paling berharga. Oleh karena itu, mari terus berusaha untuk taat kepada Allah secara tulus dan berserah pada-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Ini adalah jalan menuju kesempurnaan dalam penghambaan dan pemahaman yang lebih dalam tentang Allah. Dan ingatlah, Allah memberikan karunia yang besar kepada mereka yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.

Komentar