Selasa, 21 Mei 2024 | 20:05
OPINI

Mengukir Jejak Inovasi: Gaya Kepemimpinan Umar Ahmad yang Menginspirasi di Tubaba

Mengukir Jejak Inovasi: Gaya Kepemimpinan Umar Ahmad yang Menginspirasi di Tubaba
Umar Ahmad ketika menerima Anugerah Kebudayaan dari PWI Pusat (Dok PWI)

Oleh: Asitha Dewi Mustika Syanur
Mahasiswa Semester 3, Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia

ASKARA - Kepemimpinan dapat didefinisikan dengan berbagai macam pengertian, misalnya saja menurut Stephen P. Robbins mengatakan, "Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan". Sedangkan menurut Daft, mendefinisikan "Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan." Dalam pengertian ini, saya dapat menyimpulkan bahwa secara garis besar kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk bisa mampu dalam mempengaruhi orang lain yang ada di kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama.

Seperti halnya sosok Umar Ahmad, yang menjabat sebagai Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) pada dua periode, yaitu 2014-2017 dan berhasil terpilih kembali untuk memimpin selama 2 periode pada 2017-2022. Tulang Bawang Barat, kabupaten di Provinsi Lampung yang dibentuk tahun 2008 ini, pada masa awal terbentuknya sebagai kabupaten, Tubaba digambarkan sebagai ”bukan apa-apa,” dan dianggap sebagai “anak bawang,” namun seiring berjalannya waktu Tubaba rupanya sedang mendesain ulang ruang kehidupannya, sedang berproses sebagai ruang kehidupan ideal sejak masa kepemimpinan Umar Ahmad. Jejak panjangnya sebagai bagian dari wilayah transmigrasi di masa lampau, membentuk Tubaba sebagai wilayah multikultural, beragam etnis. Kini Tubaba meredefinisikan wilayah kulturalnya dengan apa yang mereka sebut sebagai ”pulang ke masa depan”, yang berarti menata hari ini berdasarkan pengalaman masa silam, untuk hari esok yang ideal.

Diketahui dari beberapa jurnal dan artikel yang penulis baca, selama menjabat Umar Ahmad memiliki tujuan untuk bisa melakukan berbagai macam terobosan untuk memperkenalkan Tubaba ke dunia luar. Umar Ahmad juga berkeinginan agar Kabupaten Tulang Bawang Barat menjadi wilayah Perkotaan yang terintegrasi yang dibangun mandiri dan menjadi sentra dari kawasan-kawasan yang berada disekitarnya, terutama daerah yang tadinya disebut Way Abung. Rencana pembangunan Tulangbawang Barat (Tubaba) lima tahun ke depan akan disinkronkan dengan program nawacita Jokowi.

Lantas apakah Umar Ahmad bisa mewujudkannya dengan gaya kepemimpinan yang dimilikinya? Mari kita simak opini dan analisa penulis!

Menganalisis Gaya Kepemimpinan Inovatif dari Umar Ahmad

Agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka Inovasi menjadi salah satu faktor yang mendukung kesuksesan pemimpin dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang sukses sejatinya adalah pemimpin yang inovatif. Menurut John C. Maxwell sebagai seorang pakar kepemimpinan, dia menyatakan bahwa pemimpin inovatif harus memiliki visi yang jelas, tetapi juga fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Maxwell secara khusus menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi sebagai elemen kunci dalam menghadapi tantangan yang kompleks.

Di era globalisasi seperti sekarang, kebutuhan akan pemimpin yang kreatif dan inovatif semakin mendesak. Mereka diharapkan mampu menggerakkan wilayah di bawah kepemimpinannya menuju kemajuan dan mencapai tujuan bersama. Salah satu contoh yang mencolok adalah Umar Ahmad, yang dengan gaya kepemimpinan inovatifnya, telah memberikan banyak inovasi baru bagi wilayah Tubaba. Keberhasilannya termanifestasi dalam transformasi ide-ide inovatifnya menjadi langkah-langkah konkret, yang dapat kita buktikan melalui beberapa hal berikut:

Keberhasilan Umar Ahmad dalam Menciptakan Berbagai Inovasi di wilayah Tubaba

● Tubaba Menjadi Wilayah Perkotaan dan Sentra Kawasan Sekitar

Umar Ahmad menciptakan inovasi untuk menjadikan Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai wilayah perkotaan yang terintegrasi, berdiri mandiri, dan menjadi pusat bagi kawasan-kawasan disekitarnya, terutama wilayah yang sebelumnya dikenal sebagai Way Abung yang kini telah berkembang menjadi perkotaan baru di selatan Lampung. Pembangunan Kotabaru Tubaba ini akan terhubung langsung dengan jalan tol dan jalan lintas timur. Selain itu Umar Ahmad juga memantapkan inovasinya untuk bisa mewujudkan seluruh perencanaan pembangunan menuju wilayah perkotaan. Sedangkan proses perencanaannya nanti disesuaikan dengan kemampuan Kabupaten Tulang Bawang Barat.

● Berinovasi Dalam Pembangunan Namun Tetap Memperhatikan
Kelestarian Alam

Setelah dibangunnya Tugu Rato, lslamic Center, dan Monumen Megow Pak, Umar Ahmad menambahkan ada satu lagi pembangunan yang akan menjadi salah satu identitas Tulang Bawang Barat yaitu Q-Fores sebagai sebuah bentuk komitmen pemerintah dan masyarakat Tulang Bawang Barat untuk kelestarian alam. Tidak hanya sekedar monumen, tapi dirinya berharap agar ada sebuah kegiatan didalamnya dengan jumlah lahan sekitar 50 hektar hingga sampai 100 hektar seperti kebun raya bogor.

Uniknya monumen Q-Fores ini nantinya akan dibangun dari kumpulan berbagai prasasti, yang berisi semua pernyataan kepala negara di seluruh dunia tentang alam seperti isu ketersediaan alam dan kebersihan lingkungan dan oksigen, kemudian perubahan iklim dan pemanasan global. Inovasi tersebut diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

● Mengintegrasikan Berbagai Macam Keberagaman Masyarakatnya

Sejak 2008, Tulang Bawang Barat wilayah multi etnis yang 80 persen diantaranya berasal dari Jawa dan Bali, serta warga asli Lampung yang tinggal di 11 desa adat, plus para pendatang lain dari luar wilayah-wilayah tersebut. Di atas keberagaman itu kebudayaan dipilih sebagai jalan untuk menata kehidupan Tubaba.

Sebagai ”anak bawang” pada masa awal terbentuknya kabupaten Tubaba, daerah ini digambarkan sebagai ”bukan apa-apa”. Menurut analisa penulis semenjak kepemimpinan Umar Ahmad lah yang berhasil membawa inovasi dan mentransformasikan ke dalamnya, kini Tubaba sedang menggeliat lewat jalan budaya.

Tubaba mencoba mendesain ulang ruang kehidupannya. Ia tidak lagi dibiarkan tumbuh secara organik sebagai wilayah dengan desain desa. Ia bukan sekadar wilayah pertanian dan perkebunan, seperti di era transmigrasi. Menurut penulis berkat banyaknya inovasi yang dilakukan Umar Ahmad, Tubaba kini telah memilih jalan budaya sebagai semacam investasi masa depan bagi warganya.

● Sukses Membangun Masjid 99 Cahaya dengan Makna Mendalam

Masjid 99 Cahaya mencuri perhatian dengan ciri khas uniknya yang tidak memiliki kubah, menara, atau kaligrafi, menjadi berbeda dengan masjid-masjid umumnya di Indonesia. Inisiatif Umar Ahmad tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik masjid, melainkan juga memulai perubahan budaya di wilayahnya. Kondisi ini berkaitan erat dengan Tubaba, yang terkenal sebagai wilayah transmigrasi, di mana masyarakat dengan latar belakang budaya yang beragam hidup bersama. Oleh sebab itu, ada tiga komponen yang tercakup dalam pembangunan di Tubaba, yaitu faktor pendatang, budaya dan spiritualitas, serta ekologi. Selain itu, pembangunan di Tubaba juga berasal dari nilai yang sudah mengakar, baik yang berasal dari suku asli Tubaba maupun para transmigran.

● Segi Pembangunan dan Perekonomian

Umar Ahmad yang mengakhiri masa jabatan 2022, meninggalkan pencapaian yang tertera jelas. Data dari Bappeda Provinsi Lampung mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Tubaba pada tahun 2022 berhasil melebihi pencapaian rata-rata provinsi, yakni sebesar 4,49 persen. Angka kemiskinan juga berhasil menurun, menyisakan hanya 7,44 persen. Menurut penulis, pencapaian ini mencerminkan prestasi yang luar biasa, menjadikan Tubaba menduduki peringkat ke-2 dengan tingkat kemiskinan terendah di Provinsi Lampung.

Prestasi yang diraih Umar Ahmad selama menjabat sebagai Bupati Tubaba

● Satyalencana Wira Karya oleh Presiden Joko Widodo

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meng anugerahkan tanda kehormatan Satyalencana Wira
Karya kepada Bupati Tulang Bawang Barat Periode 2017-2022, Umar Ahmad, S.P. bersama dengan 11 orang penerima lainnya. “Menganugerahkan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya kepada mereka yang nama dan jabatannya tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam memberikan darma baktinya kepada negara dan bangsa Indonesia sehingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain,” ungkap Jokowi.

Berdasarkan penghargaan yang diterima oleh Umar Ahmad tersebut, menurut penulis bukti tersebut telah menggambarkan betapa banyaknya dedikasi dan inovasi yang sudah Umar Ahmad berikan kepada daerahnya.

● Penganugerahan Kebudayaan dan Literasi Media oleh PWI Pusat

Umar Ahmad resmi menerima Penghargaan Penganugerahan Kebudayaan dan Literasi Media PWI Pusat. Ketua PWI Provinsi Lampung Supriyadi Alfian mengapresiasi anugerah kebudayaan yang berhasil diraih Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad. Menurut dia, prestasi tersebut merupakan kebanggaan bagi masyarakat Lampung, khususnya warga Tubaba. Dan penulis juga menganggap bahwa Umar berhasil menjadikan Tubaba sebagai kabupaten berbudaya yang pembangunannya mengedepankan kearifan lokal, dan patut mendapatkan banyak apresiasi dan penghargaan selama masa kepemimpinannya.

Jadi berdasarkan analisa penulis dapat disimpulkan bahwa ada banyak terobosan program yang tak lazim kemudian diimplementasikan oleh Umar Ahmad selama masa periode kepemimpinannya. Disebut tak lazim lantaran terobosan yang dibuat benar-benar out of the box dan berhasil membuat perubahan dari inovasi-inovasi nya yang cemerlang. Seperti pembangunan yang dilangsungkan tanpa meninggalkan corak budaya setempat, nilai-nilai mulia lokal diangkat, diberi tempat, bahkan diistimewakan. Dan gaya kepemimpinan inovatif ini sangat pantas melekat di tubuh Umar Ahmad hingga membawanya meraih banyak prestasi selama masa kepemimpinannya.

Gaya kepemimpinan inovatif yang diterapkan oleh Umar Ahmad telah menjadi pilar kesuksesan yang luar biasa selama masa pemerintahannya. Keberhasilan ini menjadi landasan bagi penulis untuk memberikan sejumlah saran kepada calon pemimpin masa depan. Saat ini, permintaan akan sosok pemimpin tidak hanya terbatas pada kemampuan menampilkan visi strategis yang unggul, melainkan juga menekankan pentingnya tindakan nyata dan kemampuan untuk secara gamblang menggambarkan visi terkait hasil akhir dari inovasi yang mereka bawa. Selain itu, dibutuhkan sosok pemimpin yang terbuka dan memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik terhadap para bawahannya, seperti sosok Umar Ahmad yang mampu mentransformasi innovative leadership menjadi innovative team di wilayah Tubaba.

Umar Ahmad juga meyakini bahwa ide-ide terbaik dan inovatif dapat berasal dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk tingkat bawah (bottom-up). Oleh karena itu, selama masa kepemimpinannya, ia selalu mendorong budaya mendengar ide, menerima gagasan, dan menghargai keragaman pemikiran dari semua pihak di Tubaba. Urgensi kepemimpinan inovatif pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas, memperbaiki kondisi, dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam skala besar. Diharapkan calon pemimpin di indonesia dapat mengambil inspirasi dari keberhasilan Umar Ahmad dalam menerapkan strategi-strategi inovatif dan perubahan yang berhasil di wilayah Tubaba.

Komentar