Sabtu, 27 April 2024 | 20:58
NEWS

Habib Syakur: Presiden Jokowi Harus Mencari Sosok Menjiwai Moderasi Beragama

Habib Syakur: Presiden Jokowi Harus Mencari Sosok Menjiwai Moderasi Beragama
Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid (ist)

ASKARA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid mengingatkan Presiden Jokowi, agar memperhatikan anak-anak bangsa yang benar-benar menjiwai moderasi beragama, untuk direkrut dalam tim Penguatan Moderasi Beragama membangun tegaknya Pancasila.

Pernyataan Habib Syakur ini disampaikan ketika diminta tanggapan atas terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi.

Perpres itu dikhsusukan untuk memperkuat pemahaman dan esensi ajaran beragama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat.

"Perpres moderasi beragama sudah keluar iya, tapi moderasi beragama berjalan apa tidak? Maka perlu orang-orang dan tokoh-tokoh masyarakat yang tangguh dan berani melakukan perjuangan secara natural dan kultural. Tulus dari dalam nuraninya. Ini yang perlu dicari oleh pemerintah," kata Habib Syakur kepada awak media di Jakarta, Rabu (4/10).

Habib Syakur mengingatkan, jangan sampai Perpres Penguatan Moderasi Beragama ini kemudian hanya sebatas mewadahi orang-orang yang tergoda oleh jabatan, namun belum terbukti nyata dalam membangun moderasi beragama di Indonesia.

Sebaliknya, Perpres ini harusnya menjadi sarana untuk mencari dan mewadahi perjuangan orang-orang moderat yang menjiwai Pancasila dalam aksi nyata keseharian bersama masyarakat.

"Jadi bukan buat orang yang nafsu pegang jabatan atau "naudzubillah" haus kekuasaan, melainkan yang murni cinta pada perdamaian, cinta persatuan bangsa, dan sayang terhadap Pancasila," tegasnya.

Karena itu, Habib Syakur menyarankan agar Presiden Jokowi melakukan seleksi dengan melihat rekam jejak tokoh moderat di pelosok tanah air, kemudian direkrut dalam tim Penguatan Moderasi Beragama tersebut.

Presiden harus memilih orang yang teruji dan terdidik oleh proses alamiah. Bukan hanya orang yang paham teks book dan teoritis saja. Sebab banyak juga yang secara teori paham, namun tidak pernah digembleng oleh proses di lapangan.

"Moderasi Beragama ini adalah proses alamiah yang melibatkan jiwa dan hati nurani untuk bangsa. Yang digembleng oleh alam dan lingkungan. Moderasi Berahama bukan teori tapi praktik yang lahir dari hati nurani," jelas Habib Syakur.

Bagi Habib Syakur, orang-orang yang sudah digembleng dan berproses dalam menegakkan Moderasi Beragama seperti inilah yang bisa mengalami ajaran radikalisme intoleran.

"Kalau orang-orang yang hanya teks book, maka itu hanya membuat  terombang ambing. Seperti halnya orang yang hanya teks book bicara Pancasila dan bhinneka, tapi tak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan tak mampu mengajak masyarakat hidup memahami makna Pancasila. Ini malah bahaya, gitu loh" tukas Habib Syakur.

Atas dasar itu, Habib Syakur menyarankan kepada Presiden Jokowi agar menyiapkan seleksi tokoh dalam menjalankan Perpres moderasi beragama.

"Cari dan temukan orang-orang yang betul-betul mendedikasikan jiwa dan nuraninya untuk bangsa. Untuk tegaknya Pancasila," tuntas Habib Syakur.

Komentar