Selasa, 21 Mei 2024 | 04:59
NEWS

Komisi IV DPR RI Tinjau Langsung Rumah Kemas Manggis Milik PT SHB

Komisi IV DPR RI Tinjau Langsung Rumah Kemas Manggis Milik PT SHB
Pertemuan dengan eksportir manggis (ist)

ASKARA - Komisi IV DPR RI meninjau langsung salah satu rumah kemas manggis milik PT. Sinar Harapan Bersatu (SHB). Tinjauan itu dilakukan untuk menjaring masukan serta informasi dalam membantu menunjang ekspor hasil hortikultura yaitu manggis. 

Sebagaimana kita tahu, produk-produk pertanian sangat rentan terhadap waktu karena seiring waktu maka produk tersebut juga akan memasuki masa kadaluarsa.

"Tim komisi IV anggota DPR RI ingin memastikan ekspor manggis berjalan lancar, manggis ini kalau diekspor hanya punya waktu dua minggu lewat dari dua minggu maka produk manggis tersebut akan membatu dan susah untuk dipasarkan apalagi kalau udah sampai ke negara tujuan ekspor lebih dari dua minggu maka eksportir dari Indonesia itu malah dikenakan denda untuk mengganti rugi terhadap produk yang sudah kadaluarsa," kata Wakil ketua komisi IV DPR RI Budhy Setiawan usai pertemuan dengan eksportir manggis dan karantina pertanian Kementan, Sukabumi, Jabar, Jumat (15/9).

Budhy menjelaskan langkah dan temuan terhadap problem dalam mempercepat proses ekspor tersebut memang ada persoalan, terutama di dikarantina.

Prosedur administrasi dokumentasi yang ada di karantina perlu ada perbaikan dan nanti akan dibahas ditingkat rapat kerja komisi dengan Kementerian dan ketua badan Karantina.

"Ketua badan Karantina ini baru dilantik tentu ini akan menjadi masukan juga untuk yang bersangkutan karena ini persoalannya adalah tingkat produksi kita bagus ada kenaikan setiap tahun, kita lakukan ekspor tapi ekspor juga harus memikirkan kerentanan waktu dimana dia cepat sekali kadaluarsa," ungkap Budhy.

Ditempat yang sama, Anggota komisi IV DPR RI dari fraksi PKS, Slamet menyoroti terhadap bagaimana kondisi lapangan antara petani dan pengusaha. 

"Tingkat kepercayaan dari pengusaha kepada petani yang kurang karena memang ada pemain di tengah yang tidak amanah sementara kita tidak yakin dengan harga mahal pun petani tidak mendapatkan keuntungan yang semestinya karena ada pemain di tengah, nanti kita akan selesaikan dan saya akan hadir bersama dengan pusat supaya membina petani untuk supaya sama sama mendapatkan manfaat yang lebih baik," terang Slamet.

Komentar