Selasa, 14 Mei 2024 | 15:39
OPINI

Kitab Al Hikam: hikmah 86 Cerdas Dalam Menghadapi Masalah

Kitab Al Hikam: hikmah 86 Cerdas Dalam Menghadapi Masalah
Rahmat Mulyana
Pensyarah: Rahmat Mulyana
 
 
مَتَى فَتَحَ لَكَ بَابَ الْفَهْمِ فِي الْمَنْعِ عَادَ المَنْعُ عَيْنَ الْعَطَاءِ
 
Saat kau menyadari (dengan cara Allah membukakan pemahaman) bahwa kendala itu adalah cara Allah untuk mengajarimu dan membuatmu lebih kuat, kendala itu telah berubah menjadi anugerah
 
Kata kunci dalam topik ini adalah المنع yang berasal dari مَنْع pencegahan, penghalangan, perintangan, pelarangan, pencegatan, atau kendala.
 
Dalam kehidupan ini, adalah sebuah keniscayaan bahwa kita akan menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan. Namun, ketika kita menyadari bahwa setiap kesulitan adalah cara Allah untuk mengajari dan mendekatkan diri kepada-Nya, maka kita dapat menghadapinya dengan lebih cerdas dan bijaksana. Bahkan kemudian kita akan bisa melihatnya dari perspektif yang lain : kendala itu sejatinya adalah sebuah anugerah.
 
Himah 86 ini mengajarkan kepada kita untuk melihat segala yang kita hadapi dengan kacamata syukur dan meyakini bahwa Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita karena Allah swt lebih sayang kepada kita bahkan lebih dari kedua orangtua kita.
 
Ingatlah apa yang disampaikan oleh Allah dan RasulNya tentang hal ini. 
 
 
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah 2:286)"
 
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari kesulitan). Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan segala keperluannya." (At-Talaq 65:3)
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 
"Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, kepenatan, kesusahan, duka cita, kesedihan, bahkan ditusuk duri pun melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya." (HR. Al-Bukhari) 
 
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 
"Sungguh luar biasa perkara seorang mukmin! Semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal ini tidak diberikan kepada seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapatkan kenikmatan, maka dia bersyukur, dan itu baik baginya. Dan jika ditimpa musibah, maka dia bersabar, dan itu baik baginya." (HR. Muslim)
 
Dari dua ayat Al-Quran yang disebutkan, yaitu Al-Baqarah 2:286 dan At-Talaq 65:3, serta dua hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Anas bin Malik, tergambar dengan jelas bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah terhadap hamba-Nya. Dalam Al-Baqarah 2:286, Allah menegaskan bahwa setiap cobaan dan ujian yang diberikan kepada manusia telah diukur sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka. Allah tidak membebani seseorang melebihi dari apa yang dapat mereka tanggung.
 
Allah tidak hanya menghapus dosa-dosa seorang muslim ketika ia menghadapi kesulitan dan ujian, tetapi juga memberikan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Allah memberikan rezeki dari arah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya bagi mereka yang bertakwa dan bertawakkal kepada-Nya.
 
Dalam pada itu ijinkan saya membahas konsep kecerdasan dalam menghadapi masalah, yang dalam psikologi popular dikenal dengan istilah Adversity Quotient (AQ). Adversity Quotient (AQ) adalah skor yang mengukur kemampuan seseorang untuk menghadapi kesulitan dalam hidup mereka. AQ ini merupakan ide yang dikembangkan oleh Paul Stoltz dalam bukunya "Adversity Quotient: Turning Obstacles Into Opportunities" pada tahun 1997.
 
Jadi, AQ menggambarkan seberapa baik seseorang dapat menghadapi kesulitan dan berhasil mengatasinya. Jika seseorang memiliki AQ yang tinggi, berarti ia memiliki kemampuan yang baik untuk menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya dan mampu mengubahnya menjadi peluang untuk tumbuh dan belajar. Sementara itu, AQ yang rendah menandakan bahwa seseorang mungkin lebih rentan terhadap stres dan kegagalan, dan memiliki sedikit kemampuan untuk menghadapi kesulitan. Adversity Quotient (AQ) adalah salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup. Orang dengan AQ yang tinggi lebih cenderung berhasil dalam karier, hubungan, dan kehidupan secara umum. AQ yang tinggi memungkinkan seseorang untuk memiliki sikap mental yang positif, optimis, dan tangguh di tengah-tengah kesulitan.
 
Contoh perilaku yang menunjukkan AQ yang tinggi antara lain memiliki kemampuan untuk melihat kesulitan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, tetap positif dan optimis di tengah kesulitan, bangkit kembali dari kegagalan, mengatasi stres dan tekanan, serta membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Jika Anda ingin meningkatkan Adversity Quotient (AQ) Anda, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan.
 
Pertama, belajarlah dari pengalaman Anda. Setiap kali Anda menghadapi kesulitan, cobalah untuk belajar darinya dan cari tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya lebih baik di masa depan. Ingatlah bahwa pengalaman adalah guru terbaik, dan dengan belajar dari masa lalu, Anda dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik. 
 
Selanjutnya, tetaplah positif dan optimis. Percayalah pada diri sendiri dan kemampuan Anda untuk mengatasi kesulitan. Jangan biarkan rasa takut atau ketakutan menghalangi langkah Anda menuju kesuksesan. 
 
Selanjutnya, dengarkanlah orang lain yang memiliki AQ yang tinggi. Bicaralah dengan mereka dan dengarkan bagaimana mereka mengatasi kesulitan. Pengalaman orang lain dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan AQ Anda sendiri. Selain itu, latihlah ketahanan Anda. 
 
Carilah cara-cara untuk menghadapi stres dan tekanan. Berolahraga, berdzikir dalam arti luas (termasuk sholat, berdoa dan membaca Al Quran), hobi yang menyenangkan, dan travelling (rihlah) dapat membantu Anda mengembangkan ketahanan mental dan emosional. Terakhir, bangunlah hubungan yang positif dengan orang lain. Percayalah pada orang lain dan mintalah bantuan mereka saat Anda membutuhkannya. Menghadapi kesulitan dengan dukungan dari orang-orang terdekat dapat membuat perjalanan menghadapi masalah menjadi lebih ringan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat meningkatkan AQ Anda dan siap menghadapi segala tantangan dalam hidup dengan lebih baik.
 
Bagaimana kita dapat menghadapi kesulitan dengan kecerdasan dalam memperkuat hubungan spiritual kita? Berikut diantaranya :
1. Berdoa dan Memohon Pertolongan kepada Allah sambil meyakini bahwa Allah selalu ada bersama kita.
2. Mencari Hikmah dari Kesulitan: Setiap kesulitan yang kita alami pasti memiliki hikmah yang terkandung di dalamnya. Alihkan pandangan Anda untuk mencari hikmah dari setiap cobaan yang Allah berikan. Dengan begitu, Anda dapat belajar dan tumbuh dari pengalaman tersebut.
3. Membantu Orang Lain dalam Kesulitan: Kebaikan yang kita berikan kepada orang lain akan menjadi ladang keberkahan bagi diri kita sendiri.
 
Segala cobaan dan kesulitan yang kita hadapi adalah bentuk pengajaran dan penguatan dari Allah, kita akan bisa menghadapinya dengan lebih tabah dan berani. Tidak ada beban yang terlalu berat untuk kita karena Allah telah menyesuaikan ujian dengan kemampuan kita. Selain itu, ketika kita bertakwa, bersyukur, dan bersabar dalam menghadapi cobaan hidup, Allah akan menghapus dosa-dosa kita dan memberikan pertolongan serta jalan keluar yang tidak terduga. 
 
Sebagai hamba yang beriman kita harus selalu ingat bahwa Allah selalu menyertai kita dalam setiap ujian dan cobaan. Ketika kita menghadapinya dengan kesabaran dan tawakkal kepada-Nya, kita akan merasakan kasih sayang dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira. Setiap kendala akan berubah menjadi anugerah dan pelajaran berharga untuk menguatkan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-Nya yang bersyukur dan sabar dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Amin

Komentar