Kamis, 18 April 2024 | 12:02
COMMUNITY

Mukmin Sejati Laksana Sebuah Pohon, Bermanfaat Bagi Orang Lain

Mukmin Sejati Laksana Sebuah Pohon, Bermanfaat Bagi Orang Lain
Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Sulsel, DR KH Shaifullah Rusmin Lc M Th I

ASKARA - Allah Swt mengajarkan metode pembelajaran dalam al-Qur’an dengan perumpamaan. Suatu masalah akan lebih mudah dipahami jika digunakan perumpamaan, apalagi menyangkut perkara yang metafisik.

Dalam al-Quran, Allah Swt memberikan banyak perumpamaan. Menjadikan nyamuk sebagai umpama (QS.2:26) yang berkaitan dengan kelemahan berhala (QS.22:73). Kebenaran seperti air dan logam murni, kebatilan laksana buih air dan tahi logam (QS.13:17) dan sebagainya.

Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Sulsel, DR KH Shaifullah Rusmin Lc M Th I dalam ceramahnya membahas ciri seorang mukmin sejati yang diumpamakan laksana sebuah pohon.

Ia mengutip Surah Ibrahim ayat 24-25 yang mengibaratkan beragama laksana sebuah pohon yang setiap akar dahan, ranting batang dan buah memiliki makna tersendiri sebagaimana Firman Allah:

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimna Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Q.S.Ibrahim 24-25).

Dari ayat di atas, dapat ditafsirkan pohon sebagai manusia. Akar yang merupakan sumber dari hidupnya pohon menggambarkan tauhid atau keyakinannya terhadap Sang Pencipta. Akar yang menjadikan sebuah pohon menjulang ke atas dengan kokohnya. Sehingga tumbuhlah batang, ranting, daun dan buah. Apabila akarnya tumbuh dengan baik, tentu akan menghasilkan dahan, ranting, daun hingga buah yang baik.

Seperti yang telah digambarkan, akar yang baik akan menghasilkan tumbuhan yang baik. Begitu juga dengan tauhid. Seseorang mengesakan Allah dengan baik akan menjadi pribadi yang baik, berwibawa, bijaksana, saleh dan lainnya.

“Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang bermanfaat bagi orang lain. Begitu juga dalam beragama kita memiliki iman yang kuat , pelaksanaan ibadah yang rutin dan kewajiban lainya belumlah cukup jika tidak dilanjutkan dalam manifestasi akhlakul karimah yang baik sebagai bukti bahwa kita memiliki iman yang kuat,” katanya dikutip dari ulasan ceramah di Channel YouTube MUI Sulsel, Minggu (2/4).

“Iman, Islam dan akhlak harus menyatu dalam diri seseorang yang dikatakan sebagai mukmin sejati. Marilah kita menjadikan semua amalan-amalan agar selalu bermuara pada akhlakul karimah , demikian pula puasa yang kita laksanakan akan melahirkan jiwa-jiwa yang peduli kepada sesama,” tutupnya. (Irfan/muidigital)

Komentar