Jumat, 19 April 2024 | 02:25
OPINI

Kisah Seram Mak Lampir Hanya Di Sinetron Dan Radio

Kisah Seram Mak Lampir Hanya Di Sinetron Dan Radio

Oleh : KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP *)

Setiap daerah, budaya, maupun negara memiliki legenda atau cerita rakyat. Beberapa di antaranya memberikan pesan moral yang baik. Sementara sisanya dianggap sebagai dongeng seram untuk diceritakan di malam hari.

Dongeng dan legenda bernuansa gelap ini biasanya melibatkan sosok menyeramkan. Ada yang bersosok monster atau manusia dengan wajah menakutkan. Bahkan keberadanya dianggap percaya oleh sebagaian besar masyarakat.

Sosok hantu yang popular adalah hantu yang menyerupai nenek-nenek seram dan menakutkan, yang beredar di Indonesia. Nenek gayung digambarkan sebagai sosok wanita tua renta yang berdiri kebingungan di tepi jalan.

Hantu nenek gayung, Kedua tangannya membawa segulung tikar dan sebuah gayung. Konon kedua alat itu digunakannya untuk memandikan jenazah manusia yang hendak dijadikan tumbal. Jika ada manusia yang mengajaknya berbicara, sang nenek akan merenggut nyawanya dalam beberapa hari.

Nenek Lampir atau Mak Lampir berwujud seperti nenek sihir dengan tawa yang menyeramkan. Asal-usul mengenai Nenek Lampir pun beredar dalam berbagai versi, namun mitos yang paling terkenal adalah cerita tentang kisah percintaannya dengan Datuk Panglima Kumbang yang kandas.

Dari kisah tersebut Mak Lampir benar-benar menjadi sosok yang jahat dan memerangi kebaikan. Konon ceritanya, Mak Lampir merupakan seorang putri dari kerajaan kuno, yakni Champa (Chiem Thanh) yang berdiri di abad ke-7. Kekuasaan Kerajaan Champa mencapai Vietnam Tengah dan Selatan. Nama asli Mak Lampir adalah Siti Lampir Maimunah. Legenda Mak Lampir pun sebenarnya berasal dari Sumatra Barat, bukan dari Jawa.

Guru Mak Lampir itu bernama Nenek Serintil, yang dikatakan cukup sakti mandraguna dari aliran hitam Anggrek Jingga. Menurut cerita, Nenek Serintil dikisahkan adalah seorang pertapa yang berasal dari pulau Jawa. Ia memuja Batara Kala, sosok dewa yang disimbolkan sebagai raksasa berwajah menyeramkan.

Cerita Mak Lampir populer sejak era 80-an melalui sandiwara radio ''Misteri Gunung Merapi''. Cerita radio itu kemudian diadaptasi ke layar lebar di era 90-an dengan judul ''Perempuan Berambut Api'' dan ''Cambuk Api''.

Kepopulerannya pun membuat cerita Mak Lampir berlanjut ke cerita sinetron di era 2000-an dengan judul "Misteri Gunung Merapi". Dalam cerita tersebut diceritakan Mak Lampir sebagai pendekar pilih tanding penganut ilmu hitam.

Nama asli Mak Lampir adalah Siti Lampir Maimunah. Legenda Mak Lampir pun sebenarnya berasal dari Sumatra Barat, bukan dari Jawa. Mitologi Mak Lampir lahir di Kabupaten Agam, Bukit Tinggi, tempat Gunung Marapi berdiri. Mak Lampir dikaitkan dengan legenda 7 Manusia Harimau di Sumbar, Bengkulu, dan Lampung.

Mak Lampir adalah seorang gadis yang cantik, baik, dan sangat pemalu. Ketika dewasa, Mak Lampir terpesona dengan seorang pemuda pengembara yang melintasi kampungnya.

Pengembara itu bernama Datuk Panglima Kumbang, yang ternyata seorang bangsawan bergelar Datuk. Datung Panglima Kumbang juga merupakan panglima dari alam kegelapan. Datuk Panglima Kumbang disebut dapat mengubah wujudnya menjadi seekor macan kumbang atau harimau.

Perasaan Mak Lampir kepada Panglima Kumbang sebenarnya gayung bersambut. Namun, hubungan keduanya tidak mendapatkan restu karena Kerajaan Champa mengetahui bahwa Sang Datuk berasal dari kaum siluman. Sementara keluarga Panglima Kumbang juga mengetahui Mak Lampir berasal dari klan manusia.

Mak Lampir pun memutuskan menyepi dan bertapa di kaki Gunung Marapi. Ia bahkan bisa masuk ke alam siluman dan menemukan Panglima Kumbang, meski usahanya tidak membuahkan hasil.

Di dalam pertapaannya itu, kemudian Mak Lampir bertemu dengan seorang pertapa lain yang akhirnya menjadi gurunya, dan membuatnya jadi wanita yang sangat sakti. Guru Mak Lampir itu bernama Nenek Serintil, yang dikatakan cukup sakti mandraguna dari aliran hitam Anggrek Jingga. Nenek Serintil dikisahkan adalah seorang pertapa berasal dari Pulau Jawa yang memuja Batara Kala, sosok dewa yang disimbolkan sebagai raksasa yang berwajah menyeramkan.

Setelah mendapatkan kesaktian, Mak Lampir lalu mengembara untuk mencari Panglima Kumbang. Ia juga menjelajah alam siluman untuk menemukan sang pujaan hati. Mak Lampir mendapatkan kabar Datuk Panglima Kumbang tewas dalam sebuah pertempuran. Mendengar kabar duka itu, Mak Lampir langsung mengerahkan seluruh ilmunya untuk membangkitkan Panglima Kumbang. Ia mendapatkan warisan ilmu dari gurunya Nenek Serintil yang bisa membangkitkan siluman mati.

ilmu membangkitkan siluman mati bukan tanpa konsekuensi. Setelah Panglima Kumbang hidup kembali, kecantikan Mak Lampir langsung memudar. Wajah cantiknya menjadi tumbal. Nenek Serintil kemudian membekali Mak Lampir dengan sebuah ilmu yang mampu membangkitkan kaum siluman yang telah mati. Hanya saja, kecantikan Mak Lampir harus menjadi tumbalnya.

Setelah bangkit dari kematian, Panglima Kumbang tak percaya ketika melihat penampilan Mak Lampir yang menjadi buruk rupa dan menyeramkan. Mak Lampir awalnya berharap Panglima Kumbang menerima keadaan fisiknya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, di mana Panglima Kumbang malah memeranginya.

Mak Lampir patah arang. Ia sakit hati melihat pemuda yang dicintainya justru membencinya. Dendam pun mulai hadir di hati Mak Lampir, hingga ia berjanji akan terus memerangi kaum siluman dan Datuk Panglima Kumbang.

Untuk memerangi bangsa siluman, Mak Lampir pun pergi ke Pulau Jawa untuk bersekutu dengan jin. Ia menggalang kekuatan dari bangsa jin, penguasa Gunung Merapi di Jawa.

Mak Lampir pindah ke Pulau Jawa juga untuk mendapatkan ilmu yang belum sempurna dimiliknya. Gunung Merapi di Pulau Jawa ia jadikan pesemayaman dan mendirikan sebuah kerajaan gaib.

Mitos yang beredar di masyarakat Jawa adalah, Mak Lapir masih hidup dan tidak bisa mati. Keberadaan kerajaan jin yang membuat masyarakat sekitar Gunung Merapi percaya soal mitologi Mak Lampir.

*) Pengacara, Spiritualis, Budayawan

Komentar