ASKARA – Anggota Komisi III DPR RI Siti Nurizka Puteri Jaya memberikan kecaman keras terhadap insiden polisi tembak polisi di Lampung Tengah beberapa waktu lalu.

Rizka mengatakan ini menjadi pembelajaran bagi institusi Polri dan perlu dilakukan pembenahan khusus.

"Selain itu, Institusi Polri juga perlu untuk melakukan pengkajian ulang terkait tes yang dilakukan kepada setiap polisi untuk memegang senjata," kata Rizka kepada para awak media, Rabu (7/9).

Pasalnya, jelas Rizka, setiap polisi yang sudah memiliki izin untuk memegang senjata memiliki tanggung jawab yang besar untuk bisa menciptakan rasa aman kepada masyarakat.

"Hal ini agar Poin & Pesan tersampaikan bahwa kepemilikan memegang senjata bukan untuk gagah-gagahan dan urusan pribadi namun untuk menjaga keamanan dan keharmonisan masyarakat," ujar politisi Partai Gerindra ini.

Rizka menuturkan perlunya ada program pengecekan terhadap pendidikan penggunaan senjata secara rutin setiap tahun bahkan mungkin setiap bulan.

"Hal tersebut bertujuan setiap Polisi dapat termonitor dengan baik dari segi emosional dan mental. Itu juga agar tidak akan terjadi lagi kejadian penembakan di dalam institusi polri," tutur Rizka.

Rizka menyebut bila masyarakat membutuhkan Polri yang humanis dan mengayomi rakyat.

Legislator asal Dapil Sumsel 1 ini menyatakan saat ini rakyat sudah terpuruk atas kejadian di dalam institusi Polri sebelumnya.

"Marilah kita bersama menjaga dan membenahi Institusi Polri secara bersama-sama agar kembali menjadi Institusi yang di Idam Idamkan Masyarakat Indonesia," tutup Siti Nurizka.

Sebelumnya, kasus polisi tembak polisi yang terjadi di Lampung Tengah menggegerkan publik.

Kasus itu melibatkan Aipda Rudi Suryanto yang menembak rekan kerjanya Bhabinkamtibmas Polsek Way Pengubuan Aipda Ahmad Karnain. 

Aipda Ahmad Karnain ditembak di bagian dada oleh Kanit Provos Polsek Way Pengubuan, Lampung Tengah di depan rumahnya sendiri, Minggu (5/9/2022) pukul 21.30 WIB.