Rabu, 22 Mei 2024 | 01:16
NEWS

Polisi Jepang Sebut Pelaku Penembakan Shinzo Abe Punya Dendam ke Organisasi Tertentu

Polisi Jepang Sebut Pelaku Penembakan Shinzo Abe Punya Dendam ke Organisasi Tertentu
Pelaku penambakan Shinzo Abe (Dok Istimewa)

ASKARA - Penembakan hingga menyebabkan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meninggal dunia saat berkampanye terus dilakukan otoritas Jepang.

Pihak kepolisian Jepang mengatakan, tersangka bernama Tetsuya Yamagami yang merupakan mantan anggota angkatan laut itu menyimpan dendam terhadap organisasi tertentu.

Tetsuya Yamagami mempercayai, Shinzo Abe adalah bagian dari kelompok itu dan menembaknya karena alasan tersebut. Namun, polisi tidak menyebut nama kelompok itu.

Diketahui, Shinzo Abe meninggal di rumah sakit pada Jumat (8/7) pagi setelah ditembak di bagian dada dan leher. 

Polisi mengatakan, Tetsuya Yamagami telah mengakui menembak Shinzo Abe dengan senjata rakitan saat berkampanye untuk Partai Demokrat Liberal (LDP) jelang pemilihan parlemen majelis tinggi pada hari Minggu.

PM Fumio Kishida, juga anggota LDP, mengatakan dia "tidak bisa berkata-kata" mendengar berita kematian Abe dan bersumpah bahwa demokrasi Jepang "tidak akan pernah menyerah pada kekerasan".

Dia mengatakan, kampanye pemilihan akan berlanjut pada Sabtu (9/7) waktu setempat dengan keamanan yang diperketat. Lalu pemilihan akan tetap digelar pada Minggu (10/7).

Polisi pun masih menyelidiki mengapa Shinzo Abe secara khusus menjadi sasaran dan apakah pembunuhnya bertindak sendiri.

Sementara, saksi mata menyampaikan melihat seorang pria membawa senjata besar bergerak dalam jarak beberapa meter dari Abe dan menembak dua kali hingga jatuh ke tanah. 

Petugas keamanan kemudian membekuk Tetsuya Yamagami yang tidak berusaha melarikan diri. 

Senjata yang membunuh Abe dibuat menggunakan logam dan kayu, kata petugas, dan tampaknya dibungkus dengan lakban. Beberapa senjata buatan tangan dan bahan peledak kemudian ditemukan di rumah tersangka.

Abe menderita dua luka tembak di leher dan jantungnya rusak selama serangan itu.

Dia dilaporkan sadar dan responsif dalam beberapa menit setelah serangan, tetapi dokter mengatakan tidak ada tanda-tanda vital yang terdeteksi pada saat dia dipindahkan untuk perawatan.

Petugas medis bekerja berjam-jam untuk menyelamatkannya sebelum dia dinyatakan meninggal pada pukul 17.03 waktu setempat (08.03 GMT) pada Jumat (8/7). 

Sekitar pukul 06.00 waktu setempat pada Sabtu (9/7), sebuah mobil jenazah yang membawa jenazah Abe terlihat meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke rumahnya di Tokyo.

Komentar