Kamis, 18 April 2024 | 15:16
NEWS

Tidak Merasa Gagal Sebagai Menkes, Terawan Agus Putranto: Visi Misi Presiden yang Saya Kerjakan

Tidak Merasa Gagal Sebagai Menkes, Terawan Agus Putranto: Visi Misi Presiden yang Saya Kerjakan
Terawan Agus Putranto (Dok tangkapan layar KompasTv)

ASKARA - Mantan Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) menegaskan tidak berpikir mendapat penilaian tidak layak untuk mengemban jabatan sebagai menkes. Dia pun merasa tidak gagal selama menjabat sebagai menkes.

"Saya berpikir bahwa jabatan itu adalah anugerah. Jabatan itu amanah, kalau saya diberikan kesempatan menjabat, saya jabat. Kalau saya diminta untuk berhenti, saya berhenti. Tidak ada istilahnya karena merasa tidak mampu atau merasa mampu, tidak," tegas Terawan dalam perbincangan di program Ekslusif Rosi di KompasTV, Kamis malam (7/7).

Menurut Terawan, selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan periode 2019 hingga 2022 dirinya mengerjakan segala sesuatu sesuai bidang dan kemampuannya. 

"Saya akan kerjakan sesuai kemampuan saya," ucapnya.

Terkait penilaian dirinya tidak mampu mengendalikan penularan Covid-19 saat itu, Terawan menyebut semuanya tergantung penilaian orang lain. 

"Tergantung orang yang menilai, saya bekerja sesuai pakem saya. Baik saya sebagai manajer, baik saya sebagai seorang klinisi latar belakang saya," ujarnya.

Dikatakan Terawan, selama menjabat sebagai menkes telah menggunakan semua kemampuan dari pengalamannya sebagai ketua organisasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Saya pakai sepenuhnya untuk melawan segala isu, melawan segala hal yang menurut saya tidak patut, maka saya akan bekerja lurus dengan apa yang saya yakini itu benar," katanya.

Lantaran itu, Terawan menyatakan dirinya tidak merasa gagal sebagai selama menjabat menteri di Kabinet Indonesia Bersatu. 

"Ndak (merasa gagal). Visi misi presiden itu yang saya kerjakan. Saya paling konsekuen," ucapnya. 

Pernawirawan berpangkat Letnan Jenderal itu menjelaskan, visi presiden yang dikerjakannya yakni, BPJS Kesehatan tidak boleh defisit lagi sampai 2024. 

"Saya berhasil, Januari 2021 mampu profit Rp18,5 triliun," ujarnya. 

Kedua, kata Terawan, harga obat turun 49 persen. Kemudian, alat kesehatan dimana Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kurang dari 10 persen meningkat hingga 35 persen. 

"Entah alasannya karena pandemi atau apa, kenyataannya penggunaan TKDN alat kesehatan (meningkat). Saya sampai ke Cianjur untuk pembelian dan sebagainya supaya mereka lebih aktif, supaya ada di e-catalog dan itu terjadi dengan baik," tandasnya.

Komentar