Kominfo Dukung Bagi-Bagi STB Kepada 6,7 Juta Keluarga Miskin
ASKARA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beserta Lembaga Penyelenggara TV Swasta (LPS) mulai membagikan set top box (STB) gratis untuk migrasi TV analog ke TV digital (analog switch off/ASO).
Kominfo menyiapkan piranti STB untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat tidak mampu. Sedikitnya sebanyak 6,7 juta keluarga miskin bakal mendapatkan subsidi alat untuk nonton siaran TV digital ini.
Dengan bantuan STB gratis itu, masyarakat yang memiliki TV analog tidak perlu mengganti televisi baru. Cukup memasang STB agar masyarakat dapat menikmati siaran TV digital. Penyediaan STB sebagai upaya mendukung migrasi dari TV analog ke TV digital pada 2022 ini.
Penyediaan STB gratis ini sedianya adalah masuk dalam kategori bantuan sosial (bansos). Tujuannya sebagai salah satu bagian dari penunjang siaran TV digital, serta untuk kelancaran program pengalihan TV analog ke TV digital, atau analog switch off (ASO).
Karena itu, tidak semua masyarakat Indonesia kebagian dekoder STB secara cuma-cuma dari pemerintah. Secara umum, ada beberapa syarat yang dipenuhi masyarakat untuk menjadi penerima STB gratis, yaitu: WNI. Masuk pada golongan keluarga miskin. Minimal dalam satu keluarga memiliki satu TV analog.
Direktur Penyiaran Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia bilang STB salah satu komponen penting penunjang keberhasilan tv digital di Indonesia.
"STB itu di Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menterinya sudah ada klausulnya. Pertama STB itu asalnya dari penyelenggara MUX. Itu [merupakan] komitmen mereka peyelenggara mux dengan berhasilnya menang seleksi mux mereka komitmen STB. Jadi kita dorong agar STB ini segera dibagikan," ujar Geryantika, dikutip siarandigital.kominfo.go.id.
Ia berharap pembagian STB gratis menyasar kepada beberapa keluarga miskin yang tidak mampu membeli perangkat tambahan sehingga mereka bisa menyaksikan siaran digital.
"Alhamdulillah kami sudah diskusi dengan teman-teman industri, mudah mudahan di tahap pertama di 17 Agustus, di bulan Juli ini kita bagikan untuk keluarga miskin," kata Geryantika.
Geryantika menambahkan harga perangkat STB yang dijual dipasaran mulai Rp150 ribu. Harga akan semakin mahal tergantung merek dan tipe.
"Harga STB ini dipasaran hanya 150 ribu. Bayangkan masyarakat sekarang sebulan pengeluaran untuk pulsa? saya hitung 200-300 ribu, ini STB hanya 150 ribu. Murah? murah lah jelas," tutur Geryantika.
Menurut Henri Subiaktor, Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum, ada dua mekanisme pendistribusian STB gratis, yakni:
1. Pendistribusian yang dilakukan oleh Penyelenggara Multipeksing, yang terdiri dari LPP (Lembaga Penyiaran Publik/TVRI), Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Lokal (LPK), dan Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK). Pemagian akan dipusatkan di suatu tempat di desa/kelurahan, lalu dibagikan dari pintu ke pintu atau tergantung kondisi lokasi penerima manfaat.
2. Pendistribusian STB dilakukan melalui Kementerian Kominfo, berasal dari Anggaran Pendaftaran Belanja Negara (APBN). Rencananya, pemerintah akan bekerja sama dengan penyelenggara logistik, seperti PT. Pos Indonesia atau lainnya sebagai pelaksana distribusi.
Henri tidak mengungkap untuk STB yang berasal dari APBN, akan mulai dibagikan sekitar bulan Februari atau Maret 2022. Pembagian STB gratis in, katanya, dilakukan satu atau dua bulan sebelum ASO Tahap I mulai diberlakukan. Adapun Tahap I ASO akan dilakukan pada 30 April 2022.
Sementara untuk STB gratis yang berasal dari penyelenggara Multipleksing, Henri mengatakan dibagikan sebelum tahapan ASO di masing-masing wilayah. "Untuk STB dari TV Swasta atau LPS pemenang multipleksing, secepatnya mereka siap. Yang jelas sebelum ASO, masing-masing wilayah sudah dibagi," jelas Henri.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan dengan pihak ketiga dalam membagikan STB gratis gelombang pertama ini. "Pihak penyelenggara logistik ini yang akan door-to-door (pintu ke pintu) membawa STB ke penerima bantuan," kata Ismail, dikutip KompasTekno dari Indonesia.go.id.
Proses distrubusi STB gratis akan dimulai dengan mengirimkan set top box TV digital ke gudang penyelenggara di 341 kabupaten/kota. Kemudian, petugas akan mendatangi langsung rumah penerima STB gratis untuk melakukan verifikasi dan validasi berdasarkan KTP, kartu keluarga, dan kepemilikan TV.
Apabila terjadi ketidaksesuaian data, maka STB akan dikembalikan ke gudang. Tidak disebutkan secara rinci berapa jumlah dekoder STB gratis yang bakal dibagikan pada periode 15 Maret hingga 30 April nanti.
Program ASO sendiri dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama pada 30 April 2022 untuk 56 wilayah siaran di 166 kabupaten/kota, tahap kedua pada 25 Agustus 2022 untuk 31 wilayah siaran di 110 kabupaten/kota, dan tahap ketiga pada 2 November 2022 untuk 25 wilayah siaran di 65 kabupaten/kota.
Oleh karena itu, Kominfo mengimbau masyarakat yang dinilai memenuhi kriteria untuk proaktif mengecek DTKS melalui aplikasi Cek Bansos Kemensos RI. Pasalnya, ketersediaan STB gratis masih kurang Dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos tercatat ada 7,9 juta rumah tangga miskin, di mana 6,7 juta di antaranya berada di wilayah yang terdampak ASO. Sehingga, diasumsikan 6,7 juta rumah tangga tersebut memiliki TV analog dan bakal menjadi target penerima STB gratis dari Kominfo.
Dengan jumlah target penerima hingga 6,7 juta tersebut, ketersediaan STB gratis sejatinya masih belum terpenuhi. Sebab, per Januari lalu, total STB gratis yang tersedia baru berjumlah 5.177.760 unit. Sebanyak 5,1 juta STB gratis itu berasal dari komitmen Penyelenggara Multiplexing dan Kemenkominfo.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan pemerintah menyiapkan sebanyak 6,7 juta Set Top Box (STB) bagi warga miskin. Menteri Johnny juga menyatakan bersama lembaga penyiaran, Kementerian Kominfo juga telah menyiapkan mekanisme pembagian STB agar Analog Switch Off(ASO) berlangsung sesuai jadwal.
“Set top box ini kita perkirakan untuk keluarga miskin sekitar 6,7 juta STB bagi 6,7 televisi yang dimiliki oleh rakyat miskin. Untuk STB ini yang sedang kita siapkan agar 6,7 juta itu tersedia pada waktunya sesuai dengan tahapan ASO paling lambat tanggal 2 November 2022,” ujarnya, dikutip beritasatu.com.
Menkominfo menegaskan ketersediaan STB merupakan aspek penting untuk mendukung implementasi ASO. Menurutnya, STB dibutuhkan bagi perangkat televisi yang belum memenuhi standar Digital Video Broadcasting–Second Generation Terestrial (DVB T2) atau TV digital. “Bagi yang belum DVB T2 itu harus disediakan perangkat connector atau yang disebut dengan set top box atau STB,” tandasnya.
Menteri Johnny menjelaskan, berdasarkan kriteria serta mekanisme pelaksanaan pembagian STB gratis tengah disiapkan. Hasil penghitungan sementara dengan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dari Kementerian Sosial.
“Terdapat sebanyak 6,7 juta rumah tangga miskin yang berdomisili di daerah yang akan dilaksanakan migrasi siaran analog ke siaran TV digital,” paparnya.
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang (UU) No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, sektor Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran diwajibkan melakukan Analog Switch Off (ASO), perubahan dari Sistem Penyiaran Analog ke Digital.
"Penyediaan dan pendistribusian STB gratis dilakukan Penyelenggara multiplexing dengan total komitmen saat ini 4,1 juta STB, dan pemerintah menyiapkan 1 juta STB sesuai dengan keputusan yang ada di dalam APBN tahun 2022," kata Johnny.
Pemerintah juga masih mencari cara untuk memenuhi kekurangan STB gratis yang dibutuhkan. Kendati demikian, secara keseluruhan Johnny mengeklaim kesiapan infrastruktur untuk menggelar ASO, hampir 100 persen per Januari lalu.
"Dari 112 layanan siaran yang jadi target ASO di seluruh Indonesia, 90 wilayah atau 80,63 persen telah memiliki infrastruktur multiplexing dalam jumlah yang memadai untuk melaksankan ASO," klaim Menkominfo.
Menurut Menkominfo, sebanyak 6,7 juta perangkat STB akan dibagikan langsung kepada warga yang memenuhi syarat. Selanjutnya, STB dipasang ke televisi analog yang belum memiliki standar DVB T2 agar bisa menerima siaran televisi digital.
“Jadi lebih dari sekadar bagi-bagi (STB gratis), karena harus dipasang dan di-install di perangkat televisi masing-masing. Seperti misalnya di rumah kalau pakai Indihome atau pakai layanan internet itu kan ada perangkat connector-nya, sama kira-kira seperti itu ada perangkat connector-nya yang memungkinkan menerima siaran digital,” jelasnya.
Maka ketersediaan STB bagi seluruh masyarakat menjadi pilar penting pada pelaksanaan ASO. Tahap pertama ASO dimulai pada 30 April 2022, seluruh siaran TV analog akan dimatikan di wilayah yang masuk jadwal ASO tahap I. Langkah awal bagi masyarakat yang ingin memperoleh bantuan STB, mereka harus masuk dalam DTKS Kemensos. Minimal dalam satu keluarga tersebut memiliki satu unit TV analog.
#ASO #analogswitchoff #TVdigital #siarandigitalindonesia #ASO2022
Komentar