Rabu, 24 April 2024 | 04:53
NEWS

Pendemo Mengamuk Lalu Serang Sekda Papua hingga Terluka, Polisi Langsung Bertindak Tegas, 6 Orang Luka Tembak

Pendemo Mengamuk Lalu Serang Sekda Papua hingga Terluka, Polisi Langsung Bertindak Tegas, 6 Orang Luka Tembak
Ilustrasi penganiayaan (victorynews.id)

ASKARA - Demonstrasi sekelompok warga di Jembatan Tor Atas, Sarmi, Papua, berlangsung ricuh. 

Pihak kepolisian kemudian terpaksa melakukan tindakan tegas untuk menghentikan aksi anarkistis pendemo. Akibatnya, enam warga mengalami luka tembak. 

Dari laporan yang diterima Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri, pendemo yang bertindak anarkistis itu awalnya menyerang Sekretaris Daerah (Sekda) Sarmi Elias Bakay hingga terluka di bagian kepala.

"Akibat aksi anarkistis itu, petugas melepaskan tembakan peringatan kepada pendemo yang menuntut ganti rugi pembayaran hak ulayat Jembatan Tor Atas. Mereka terus menyerang dengan menggunakan senjata tajam dan senjata tradisional, seperti panah, yang menyebabkan tiga anggota terluka," ungkap Irjen Fakhiri, Jumat malam (27/5). 

Sementara, keenam pendemo yang mengalami luka tembak ialah Rio Weiraso, Tandius Saroni, Izak Anabe, Leo Weraso, Dedeus Sarone dan Esra Mamawiso. 

Insiden yang terjadi Jumat (27/5) sore sekitar pukul 17.00 WIT itu berawal saat anggota Polres Sarmi berupaya membubarkan aksi pemalangan jembatan yang dilakukan sekitar seratus warga masyarakat gabungan dari Tor Atas, Apawer, serta Mafen Tor, yang menuntut pembayaran hak ulayat jembatan.

Pemalangan yang dilakukan sejak pukul 15.00 WIT itu menyebabkan lalu lintas dari dan ke Sarmi tidak bisa dilintasi. 

Sekitar pukul 17.00 WIT, Sarmi Elias Bakay bersama personel Polres Sarmi yang dipimpin Kabag Ops AKP Josua Abba mendatangi TKP serta mengadakan pertemuan dengan massa yang melakukan pemalangan.

Namun, diskusi tidak menemui titik terang terkait dengan pembayaran.

Karena tidak puas dengan hasil pertemuan tersebut, massa kemudian menganiaya Sekda Sarmi, yang berupaya mengamankan diri tetapi tetap dikejar. 

Fakhiri menjelaskan aksi massa sempat dihentikan petugas dengan memblokade jalan, tetapi pedemo semakin anarkistis dan menyerang anggota dengan menggunakan tombak dan panah. 

Menghadapi situasi tersebut petugas mengeluarkan tembakan peringatan. 

"Saat ini pedemo masih bertahan di Kampung Mafentor dan memblokade jalan," ungkap Fakhiri. (ant/jpnn)

Komentar