Rabu, 08 Mei 2024 | 08:54
NEWS

Menag Yaqut Ingin Undang Paus Fransiskus ke Indonesia

Ingin Tunjukkan Keberagaman dan Sapa Umat di Indonesia

Menag Yaqut Ingin Undang Paus Fransiskus ke Indonesia
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (Dok Istimewa)

ASKARA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan rencananya ingin mengundang pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus ke Indonesia. 

Pria yang biasa disapa Gus Yaqut itu mengaku ingin Paus Fransiskus melihat indahnya keberagaman masyarakat di Indonesia.

Keinginan itu disampaikan Gus Yaqut saat memberikan sambutan dalam Pertemuan Nasional Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia di Nusa Dua, Denpasar, Bali, Senin (7/3) kemarin.

Acara ini dihadiri Uskup Keuskupan Agung Palembang, sekaligus Ketua Komisi HAK KWI Mgr Dr Yohanes Harun Yuwono; Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI RD, Agustinus Heri. 

Dalam pertemuan itu, Gus Yaqut didampingi Stafsus Wibowo Prasetyo dan Abdul Qodir serta perwakilan PKUB Kementerian Agama RI.

"Saya ingin menghadirkan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk melihat langsung indahnya keberagaman di Indonesia, sekaligus menyapa umat Katolik Indonesia secara langsung," ungkap Gus Yaqut dalam keterangannya, Selasa (8/3).

Gus Yaqut berharap, setelah pandemi Covid-19 di Indonesia melandai, Paus Fransiskus bersedia datang ke Indonesia. 

"Mudah-mudahan setelah kondisi normal, beliau bisa hadir ke Indonesia. Saya minta Pak Plt Dirjen Katolik menjajaki rencana mengundang beliau," ujarnya. 

Dalam pertemuan itu, Gus Yaqut bercerita tentang pertemuannya dengan pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus itu pada 2019. Yaqut mengapresiasi keterbukaan Paus Fransiskus dalam menerima perbedaan.

"Saya bercerita tentang keindahan toleransi di Indonesia dan beliau (Paus Fransiskus) mengaku sangat mencintai Indonesia," katanya.

Di sisi lain, Gus Yaqut juga mengapresiasi Pertemuan Nasional Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia 

Pertemuan nasional ini yang juga membahas konsep moderasi beragama dalam perspektif umat Katolik dengan mengusung tema Penguatan Moderasi Beragama untuk Mendukung Masyarakat yang Damai dan Inklusif demi Pembangunan yang Berkelanjutan. 

"Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan, karena selain mendiskusikan penguatan moderasi beragama, juga akan merumuskan langkah strategis, sistematis dan simultan untuk merawat persaudaraan dan kerukunan," tuturnya.

"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi penguatan moderasi beragama, demi terwujudnya masyarakat yang harmonis, rukun, damai, dan inklusif menuju Indonesia yang maju dan sejahtera," tandasnya.

Komentar