Jumat, 17 Mei 2024 | 10:22
NEWS

Pengusaha Ini Sediakan Hadiah Rp14,5 Miliar Bagi yang Berhasil Menangkap Vladimir Putin

Pengusaha Ini Sediakan Hadiah Rp14,5 Miliar Bagi yang Berhasil Menangkap Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin (Dok KBRI Moskow)

ASKARA - Seorang pengusaha asal Rusia bernama Alex Konanykhin menilai Presiden Vladimir Putin adalah penjahat perang setelah memutuskan menyerang Ukraina, Kamis (24/2) lalu.

Dia pun menyediakan hadiah USD 1 juta atau sekitar Rp14,5 miliar untuk menangkap Vladimir Putin.

Hal itu diumumkan Konanykhin dalam sebuah unggahan di media sosial. 

"Saya berjanji membayar $1.000.000 kepada petugas yang sesuai dengan kewajiban konstitusional mereka menangkap Putin sebagai penjahat perang, di bawah hukum Rusia dan internasional," tulis pernyataan Alex Konanykhin di LinkedIn, dikutip Kamis (3/3). 

Dia menilai, Vladimir Putin bukan Presiden Rusia karena berkuasa dari operasi yang melanggar konstitusi. 

Unggahan Konanykhin itu disertai dengan gambar Putin dan kata-kata "Dicari: Mati atau Hidup Vladimir Putin untuk pembunuhan massal".

"Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral. Saya akan melanjutkan bantuan saya ke Ukraina dalam upaya menahan serangan gencar Orda Putin," ujarnya.

Kata Orda merujuk kepada gerombolan dalam konotasi negatif, geng pemangsa dan penjarah. 

Menurut sebuah artikel di The Washington Post, Alex Konanykhin belajar di Moscow Institute of Physics and Technology sebelum keluar dan membuka koperasi mahasiswa konstruksi.

Dia kemudian menggeluti bisnis seperti perbankan, saham dan real estat. Pada 1992 perusahaannya bernilai sekitar USD 300 juta.

Konanykhin pernah ditangkap di Amerika Serikat, tepatnya pada 1996. Dia dan istrinya ditahan di Negeri Paman Sam dengan tuduhan melanggar persyaratan visa AS mereka. 

Konon kasus ini dipicu setelah pihak berwenang Rusia mengeklaim bahwa Konanykhin menggelapkan USD 8 juta dari Russian Exchange Bank di Moskow. 

Selama persidangan, Konanykhin bersaksi bahwa beberapa asisten perusahaannya menekannya, yang membuat dia pindah ke Hongaria.

Di Hongaria, Konanykhin kembali mendapat ancaman, yang membuatnya melarikan diri ke Republik Ceko hingga ke New York. 

Pada akhirnya Konanykhin dibebaskan dari tahanan dan akhirnya diberikan suaka politik. Namun, beberapa tahun kemudian, Board of Immigration Appeals mencabut suaka politiknya.

Intinya, Konanykhin memiliki sejarah panjang yang bergejolak dengan pemerintah Rusia. (jpnn)

Komentar