Rabu, 15 Mei 2024 | 22:46
NEWS

Prof. Rokhmin Dahuri Berharap Universitas Negeri Surabaya Hasilkan Lulusan Entrepreneur

Prof. Rokhmin Dahuri Berharap Universitas Negeri Surabaya Hasilkan Lulusan Entrepreneur
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

ASKARA – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menyampaikan harapannya kepada Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ke depan menghasilkan lulusan yang terlibat dalam entrepreneur baik dalam sektor kependidikan maupun non-kependidikan.

“Semoga dengan ini bisa menjadi referensi bagi mahasiswa maupun dosen sehingga menjadi kampus kelas dunia," ujar Prof. Rokhmin Dahuri pada Studium Generale - Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 di Graha Unesa, Jumat (25/2).

Disisi lain, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia periode 2001-2004 itu juga mendukung gerakan Unesa sebagai kampus yang berkomitmen menguatkan ideologi Pancasila lewat berbagai programnya yang langsung menyentuh masyarakat desa dan kelurahan.

“Fakta menunjukkan bahwa negara yang maju dan makmur adalah yang memiliki kerja sama yang kuat antara pemerintah pusat-daerah, kampus dan industry,” sebut Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia  itu.

Prof. Rokhmin berharap kerja sama itu sebagai wujud dalam mendirikan kemandirian, berdikari untuk menghasilkan teknologi dalam berbagai sektor.

“Saya harap, anak-anak muda termasuk mahasiswa Unesa bisa terus melahirkan aplikasi 4.0 dan karya inovatif yang berdampak pada kemajuan masyarakat,” tutur Ketua Dewan Pakar Aspeksindo (Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia) itu.

Dalam paparannya, Prof Rokhmin menjelaskan, bahwa sebuah Negara dikatakan makmur dan maju bila gross nasional income  (GNI) perkapita nya diatas US$ 12.695 pertahun. “Kita saat ini baru mencapai US$ 3.870 pertahun,” sebut Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2020 – 2024 itu.

Lanjutnya, kapasitas ipteknya harus kelas satu. Artinya lebih dari 70 persen kebutuhan teknologi bangsa itu dihasilkan sendiri bukan diimpor. Kemudian dalam perspektif ekonomi Pancasila bahwa disebuah Negara maju makmur dan adil harusnya tidak ada kemiskinan dan tidak ada pengangguran.

“Ternyata tahun dalam ketimpangan kaya dan miskin, Indonesia terburuk ketiga di dunia. Karena 1 persen orang terkaya di Indonesia kekayaan sama dengan 49 persen kekayaan Negara. Ini menampar kita yang mengaku Pancasilais kemana jiwa keadilan sosialnya,” kata Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) itu.

Kemudian, sambungnya, indikator lainnya yang selalu didengungkan Ibu Megawati adalah kedaulatan pangan. Menurut Unesco bahwa sebuah Negara dikatakan maju itu kalau indeks pembangunan manusia diatas 0,8. “Saat ini kita baru 0,71,” jelas Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany itu.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ir. Hasto Kristiyanto, M.M mengapresiasi atas beberapa terobosan Unesa yang sejak awal sudah memberikan perhatian lebih terhadap penguatan ideologi Pancasila di tengah masyarakat dan mendorong kepala daerah untuk membawa kemajuan di daerahnya masing-masing.

“Tadi saya dengar dari Pak Rektor juga, Pemkot Surabaya dan UNESA gotong royong dalam membangun Surabaya, terlebih di sektor pendidikan,” ujar Hasto.

Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa ke depannya. Generasi yang berkarakter Pancasila yang terlibat dalam memajukan ekonomi hijau dan industri 4.0 menuju Indonesia emas 2045 harus lahir dari kampus-kampus.

“Pancasila harus menjadi basis filosofis ekonomi hijau di Indonesia, basis karakter dan dasar dari perilaku hidup berbangsa dan negara. Ini harus diupayakan ke depan bersama perguruan tinggi,” tandasnya.

Komitmen Unesa dan kepala daerah lewat MoU, harapnya, bisa direalisasikan segera. Sehingga implementasi Tridarma perguruan tinggi berjalan baik dan pembangunan daerah pun berjalan sesuai keinginan bersama.

“Kerja sama ini jangan hanya sampai di MoU, tetapi harus segera terealisasi. Ini simbiosa mutualisme yang baik antara kampus dan pemda. Saya harap ini kolaborasi yang strategis menuju daerah yang maju dan Indonesia yang tumbuh dan unggul,” tutup Hasto Kristiyanto.

 

Komentar