Sabtu, 27 April 2024 | 21:57
NEWS

Dokter Suntikkan Vaksin Kosong ke Siswi di Medan, Ini 7 Faktanya

Dokter Suntikkan Vaksin Kosong ke Siswi di Medan, Ini 7 Faktanya
Nakes diduga suntik vaksin kosong ke siswi SD di Medan (Dok tangkapan layar)

ASKARA - Sebuah video yang memperlihatkan siswa SD Wahidin di Kecamatan Medan Labuhan, Medan, diduga mendapatkan suntikan vaksin kosong viral di media sosial.

Salah satu media sosial yang menggungah video tersebut yakni akun Instagram @medanku di Instagram. 

Berikut sejumlah fakta peristiwa dugaan penyuntikan vaksin kosong ke siswi di Medan: 

1. Terjadi Saat Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun

Polda Sumatera Utara menyebut bahwa video viral siswa SD yang diduga disuntik vaksin kosong itu terjadi saat acara vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SD Wahidin, Medan, Sumatera Utara.  

Peristiwa itu terjadi pada Senin (17/1) dalam acara vaksinasi yang digelar Polres Pelabuhan Belawan bekerja sama dengan RS Delima Martubung. 

2. Direkam Orang Tua Siswa

Saat proses vaksinasi, orang tua korban berinisial K memvideokan putrinya, O (11), saat hendak divaksin.  

Namun, setelah tiba di rumah, K memperlihatkan dan mengirimkan video tersebut ke keluarganya.  

"Video itu kemudian viral di media sosial," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi, Jumat (21/1). 

3. Ada Dua Anak Diduga Disuntik Vaksin Kosong

Dalam acara vaksinasi itu ada sebanyak 500 siswa yang ditargetkan akan menerima vaksin.  

Dari jumlah tersebut, sebanyak dua orang siswa disebut menerima suntikan vaksin kosong. Sementara yang lainnya tetap sesuai prosedur.  

"Hasil dari koordinasi kami dengan Polres Belawan sementara ada dua anak dan tidak lebih, yang lain masih sesuai dengan prosedur," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufiq Ririansyah. 

4. Dokter yang Diduga Menyuntikkan Vaksin Kosong Minta Maaf

Dokter berinisial G yang diduga menyuntikkan vaksin kosong ke siswa mengucapkan permintaan maaf atas kasus yang menjeratnya.  

Permintaan maaf itu disampaikannya saat paparan di Mapolres Belawan, Jumat (21/1). 

Selama paparan, G terlihat hanya tertunduk hingga kegiatan tersebut selesai digelar.  

"Kepada pihak Polri, masyarakat, kepada IDI Sumut dan IDI Medan, saya mohon maaf atas kesilapan yang saya perbuat ini," ujarnya. 

Seusai paparan, wartawan sempat menanyakan kepada G terkait apakah maksud dari kesilapan yang disampaikannya karena memberikan vaksin kosong, G yang bertugas salah satu rumah sakit swasta di Medan itu tak menjawab. 

Dia malah langsung pergi ke salah satu ruangan penyidik di Polres tersebut dengan dikawal sejumlah petugas.  

5. Masih Diselidiki Polisi

Dirkrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan pihaknya masih belum bisa memastikan apakah vaksin yang disuntikkan tersebut memang kosong atau tidak. Pasalnya hingga kini pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan. 

“Hari ini kami bersama Ketua IDI Sumut dan Medan. Kami bersinergi menindaklanjuti terkait video (vaksin kosong) tersebut,” ujar Tatan saat paparan di Mapolres Belawan. 

Selain itu, kata mantan Kepala Bidang Humas Polda Sumut itu, pihaknya masih akan melakukan pengujian di laboratorium forensik untuk memastikan vaksin itu kosong atau tidak.  

“Kami tetap masih dalam tahap penyelidikan dengan melibatkan beberapa ahli, kemudian melibatkan beberapa labfor,” ujar Tatan. 

6. Lima Orang Saksi Diperiksa

Polisi telah memeriksa sebanyak lima orang saksi dalam kasus itu. Kelima orang itu, yakni dokter G, seorang perawat berinisial W, orang tua siswa, hingga penginput data acara vaksinasi itu. 

7. Sejumlah Bukti Disita

Dalam kasus ini, pihak kepolisian telah menyita sejumlah barang bukti berupa video rekaman, spuit serta daftar siswa yang divaksin saat acara tersebut.  

“Barang bukti yang kami sita, bekas jarum suntik, kegiatan vaksin tersebut, buku agenda terkait dengan daftar anak yang divaksin, kemudian rekaman video,” kata Tatan.(jpnn)

Komentar