Selasa, 23 April 2024 | 13:07
OPINI

Harta Karun Apa Tidak Bisa Berpindah Tangan?

Harta Karun Apa Tidak Bisa Berpindah Tangan?
Ilustrasi Harta Karun (int)

Oleh: Mr. Kan *)

Dahulu di zaman kerajaan, seseorang yang kaya raya itu menyimpan harta banyak disebut sebagai harta karun, berupa emas, uang koin dan sebagainya. Apabila sebagian dari Harta Karun ini tidak digunakan untuk berbuat kebajikan, maka harta karun ini suatu saat bisa dirampok, ditipu, berpindah tangan, dan lenyap.

Lebih buruk lagi, apabila harta karun ini digunakan untuk berbuat kejahatan atau hal-hal yang tidak baik, maka harta karun ini akan berubah menjadi karma buruk yang terus mengikuti si Pembuatnya sampai ia meninggal dunia.

Namun bagi orang kaya yang bijak dan cendekia harta karun itu sebagian digunakan untuk menolong orang-orang susah yang sekiranya hidupnya kurang beruntung dan mereka sangat membutuhkan bantuan, berdana, membayar utang, antisipasi suatu masalah dari kerajaan dan kekuasaan, untuk ayah dan ibu, dan lain sebagainya.

Harta Karun yang ditimbun dan yang sudah digunakan seperti cara orang bijak atau cendekia ini tidak bisa dirampok, ditipu, berpindah tangan dan tidak bisa lenyap, karena harta karun ini akan mengikuti si pembuat sampai ia meninggal dunia harta karun itu masih terus dibawa oleh si pembuat.

Para pembaca yang budiman: Harta dan benda berharga di dunia ini tidak ada satu pun yang dapat dibawa saat kita meninggal dunia, namun sebagian dari harta di dunia ini akan kita bawa semuanya di saat kita meninggal dunia.

Apabila harta yang kita timbun itu sebagian telah digunakan untuk berbuat kebajikan atau kebaikan sesuai dengan cara orang bijak atau cendekia pada zaman dahulu, dan cara ini merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa (Bagi ajaran Buddhisme cara itu merupakan keinginan para Dewa dan manusia: Kehidupan di dunia ini hanya ada dua macam perbuatan karma, yaitu baik dan buruk).

Semua manusia pasti meninggal dunia, hanya cepat atau lambat saja. Tidak ada satu pun manusia yang mampu menghindar dari kematian. Oleh sebab itu, sebelum meninggal dunia, mari kita bersama-sama sadar dan banyak-banyak berbuat kebajikan atau kebaikan untuk sesama kita yang sekiranya hidupnya susah kurang beruntung dan mereka yang sangat membutuhkan bantuan.

Namo Buddhaya, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Sadhu, Sadhu, Sadhu, Amithofo. Sukhesikarama

*) Pengamat Sosial dan Politik

Komentar