Selasa, 14 Mei 2024 | 23:54
NEWS

Mantan Kabais: Ada "Chemistry" yang Kuat Antara Jokowi dengan Andika Perkasa

Mantan Kabais: Ada
Jenderal Andika Perkasa (Hops.id)

ASKARA - Dipilihnya Jenderal Andika Perkasa menjadi penerus kepemimpinan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI karena adanya "chemistry" yang kuat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Demikian dikatakan mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), TNI Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto, Rabu (3/11).

Menurut Soleman, "chemistry" di antara Jenderal Andika Perkasa dengan Presiden Jokowi lantaran adanya kesamaan cara pandang. 

"Hal ini wajar, karena sebagai Presiden yang lebih banyak menghadapi permasalahan di darat dari pada di laut sehingga tentunya banyak hal-hal yang terjadi di darat yang lebih banyak diketahui oleh Jenderal Andika daripada Laksamana Yudo Margono," terang Soleman.
 
Banyaknya hal-hal yang dapat diperbincangkan di antara keduanya akhirnya menghasilkan "chemistry" yang kuat. 

"Pengetahuan umum Jenderal Andika tentang perkembangan situasi yang terjadi di darat sekarang ini lebih banyak dibutuhkan oleh Presiden sebagai landasan pengambilan keputusannya," ujar Soleman.

Soleman berpandangan, pada profesinya masing-masing Jenderal Andika dan Laksamana Yudo memiliki kemampuan yang sama. Hanya saja secara kebetulan, Jokowi lebih membutuhkan pengetahuan tentang perkembangan situasi di darat, dimana hal itu dimiliki oleh Jenderal Andika yang jabatannya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD).

"Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, sudah sama-sama teruji kecakapannya sebagai pemimpin di masing-masing posisi sudah punya kapabilitas yang cakap," jelasnya.

Menurut Soleman, Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono sebenarnya sama-sama pantas dan layak menjadi Panglima TNI menggantikan posisi Marsekal Hadi Tjanjanto. 

Sebagai abdi negara, kata Soleman, TNI harus selalu berpikir positif. Dengan demikian, dipilihnya Jenderal Andika Perkasa oleh Jokowi tidak akan menjadi masalah yang signifikan. 

“Namanya militer abdi negara atau benteng negara, selalu akan patuh setia dan taat kepada keputusan. TNI tetap solid siapapun panglima yang dipilih oleh presiden," lanjut Soleman. 

Kendati demikian, mantan Kabais itu tidak menampik bisa saja akan ada pihak yang beda pendapat. Menurutnya, tidak ada kewajiban seorang Jokowi memberikan giliran Panglima TNI kepada matra angkatan laut yang mendapat giliran setelah angkatan udara. 

“Itu memang tidak diatur dalam UU sehingga menjadi tidak wajib, tapi yang penting sesuai UU adalah bergantian,” katanya.

Soleman melihat, kemungkinan ada aspek yang lebih perlu diperhitungkan Jokowi memilih Jenderal Andika dibanding pertimbangan pragmatis memberikan giliran jabatan Panglima TNI ke jenderal lain.

Komentar