Minggu, 19 Mei 2024 | 20:48
NEWS

Cerita Dokter di Tengah Amukan Massa yang Tolak Vaksinasi di Aceh, Terjepit Kursi dan Dipukul Warga

Cerita Dokter di Tengah Amukan Massa yang Tolak Vaksinasi di Aceh, Terjepit Kursi dan Dipukul Warga
Dokter terjebak amukan massa di Aceh (Dok Instagram)

ASKARA - Penyerbuan dan perusakan posko vaksinasi oleh warga Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Selasa kemarin (28/9) viral dan menjadi perhatian publik.

Dalam penyerbuan itu, warga mengamuk dan mengobrak-abrik meja karena merasa dipaksa melakukan vaksin. Setelah kejadian, berkas dan kursi hancur berserakan.

Saat penyerbuan oleh warga, sejumlah petugas yang ketakutan berusaha melarikan diri. Namun, seorang dokter bernama Fanni Eprilia Tika terjebak di antara massa yang sedang mengamuk dan terjepit meja.

Fanni mengaku, dirinya sempat dipukul oleh salah satu warga. Peristiwa tersebut membuat Fanni ketakutan dan mengira bahwa hidupnya akan berakhir di hari itu.

"Yang memegang kursi yang memukul saya. Saat ini yang saya pikirkan, seperti hidup saya sudah berakhir di sini yang terbayang hanya suami dan anak saya di rumah yang sedang menunggu saya pulang," cerita menukil akun Instagram @kabaraceh, Kamis (30/9).

Dalam unggahan di akun miliknya, Fanni memperlihatkan saat dirinya terjebak di tengah massa. Fanni juga menunjukkan kakinya yang lebam karena lemparan kursi dan batu.

Beruntung, Fanni berhasil melarikan diri mencari pertolongan sambil menahan sakit di kakinya. Meski menjadi korban kekerasan warga yang menolak vaksin, Fanni tetap tidak akan menyerah dan tetap akan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongannya. 

Dia mengaku akan tetap menjalankan profesinya sebagai dokter dengan baik.
Namun, ia berharap pemerintah bisa membantu mengedukasi agar masyarakat bisa lebih paham mengenai vaksinasi Covid-19.

"Jika ditanya apakah saya masih sanggup membela negeri ini? Dengan lantang saya akan menjawab, saya masih siap. Saya tidak gentar sama sekali, saya tidak takut sama sekali,” kata Fanni.

"Tapi, tolong pemerintah katakan kepada masyarakat kalau kami ini tempatnya mereka sakit, ketika senang dan sehat tidak akan ada pasien yang datang karena kami hanya gudangnya keluhan orang sakit. Dan pemerintah tolong katakan, kalau kami hanya menjalankan perintah kalian dan bukan kami yang membuat aturan. Kami tidak pernah memaksa siapa pun untuk divaksin jika tidak bersedia," pungkasnya.

Komentar