Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Bandara Terbaik Asia Pasifik di Pulau Kalimantan
ASKARA - Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, di Balikpapan, Kalimantan Timur dinobatkan sebagai bandara terbaik di dunia pada tahun 2019 lalu.
Menukil video Youtube dari Endro S Efendi, Airport Council International (ACI) yang menobatkan kategori bandara berpenumpang 5-15 juta orang per tahun itu.
Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan mampu mengungguli Bandara Chattrapati Shivaji Mumbai (India) dan Bandara Incheon (Korea Selatan) juga Bandara International Halifax Stanfield (Kanada).
Airport Council International yang berpusat di Montreal, Kanada itu menggelar Service Quality (ASQ) atau survei kualitas layanan selama watu tertentu dan diumumkan pada 6 Maret 2019 lalu.
Bandara Sepinggan Balikpapan terbaik pada empat kategori di kelas 5-15 juta penumpang. Kategori yang didapat adalah bandara terbaik di Asia-Pasifik. Predikat yang didapat, Bandara Sepinggan terbaik di bidang lingkungan dan suasana.
Lalu, bandara terbaik dalam pelayanan pelanggan dan bandara dengan infrastruktur terbaik. Pelayanan pada infrastruktur terutama pada fasilitas parkir, toilet, elevator (lift), ATM, counter check in dan bagasi.
Dengan akreditasi ACI ini artinya, pengelola bandara menunjukkan komitmen terus menerus menjaga kepuasan pelanggan.
Selain dari Bandara Sepinggan Balikpapan, bandara di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I (Persero) juga mendapat penghargaan dari ACI untuk berbagai kategori.
Bandara itu adalah, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Achmad Yani Semarang, Bandara Djuanda Surabaya, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali.
Juga Bandara Lombok Praya di Lombok, Bandara El Tari Kupang, Bandara Pattimura di Ambon, Bandara Sultan Hasanuddin Makasar dan Bandara Sam Ratulangi di Manado.
Penghargaan itu menjadikan Angkasa Pura I sebagai operator bandara pertama di Asia-Pasifik karena mayoritas bandaranya mendapatkan pengakuan atas komitmen menjaga kepuasan pelanggan.
Namun, sejak pandemi Covid-19 kondisinya kurang maksimal. Bangunan megah Bandara Sepinggan Balikpapan kurang maksimal karena kurangnya penumpang.
Diketahui, Terminal Bandara Sepinggan mulai digunakan pada Sabtu, 22 Maret 2014. Saat pembukaan, pengelola Bandara Sepinggan mengajak anak-anak yatim sekitar Balikpapan untuk joy flight di atas Kota Balikpapan, pada Jumat, 21 Maret 2014.
Selain joy flight, ada seribu anak yatim dari 23 panti asuhan juga menerima santunan, setelah sebelumnya digelar acara ceramah, salat berjamaah, dan doa bersama.
Terminal Bandara Sepinggan memiliki luas 110.000 meter persegi dan memiliki daya tampung 10 juta penumpang per tahun. Terminal ini dikerjakan selama 32 bulan sejak Agustus 2011 hingga Maret 2014 dengan investasi mencapai Rp2 triliun.
Lion Air rute Balikpapan-Jakarta menjadi maskapai pertama yang terbang melalui terminal ini. Sedangkan Garuda Indonesia rute Jakarta-Balikpapan menjadi maskapai pertama yang tiba di bandara tersebut.
Bandara Sepinggan menjadi bandara terbesar di kawasan timur Indonesia. Sebelumnya, Bandara Sepinggan mengalami over capacity dengan kapasitas hanya 1,7 juta penumpang per tahun.
Bandara lama telah melayani 6,4 juta penumpang di tahun 2013, tumbuh 16 persen dibanding 2012 dengan jumlah 5,6 juta penumpang.
Diketahui, terminal bandara ini memiliki konsep modern eco-airport, dengan memanfaatkan maksimal penerangan sinar matahari. Juga dalam pengaturan konsumsi energi, dan pemanfaatan konservasi air.
Bandara ini memiliki 11 unit garbarata, dan 74 check-in counters. Juga memiliki 8 unit conveyor serta gedung parkir empat lantai dengan daya tampung 2.300 kendaraan.
Selain itu, Bandara Sepinggan Balikpapan dilengkapi dengan fasilitas modern dan mutakhir. Misalnya, aplikasi Airport Integrated Management System (AIMS) dan Hold Baggage Screening (HBS) level 4.
Komentar