Kamis, 25 April 2024 | 03:54
TRAVELLING

Ayek-ayek, Jalur Ekstrem yang Jadi Habitat Hewan Karnivora di Gunung Semeru

Ayek-ayek, Jalur Ekstrem yang Jadi Habitat Hewan Karnivora di Gunung Semeru
Padang Sabana Ayek-ayek (Dok Instagram @arif_f5)

ASKARA - Pendaki mana yang tak mengenal Gunung Semeru. Ya, Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini merupakan salah satu gunung populer di kalangan pendaki. 

Tak heran, para pendaki dari ujung Indonesia pun berdatangan hanya untuk menaklukkan gunung tersebut.

Keindahan alamnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari basecamp, lereng-lereng, hingga puncaknya. Para pendaki akan disuguhi oleh jajaran kemegahan alam. Mulai dari Ranu Pane, Tebing Watu Rejeng, Ranu Kumbolo, Sabana Oro-oro Ombo, hingga puncak Mahameru.

Dengan ketinggian puncaknya yang mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut, Gunung semeru menjadi salah satu dari sevent summit Indonesia.

Secara teritori, Gunung Semeru berada di wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Area hutan dan gunung masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Untuk mencapai puncak Mahameru sebenarnya memiliki dua jalur. Jalur Ranu Pane Watu Rejeng adalah jalur yang dipatenkan untuk menuju Ranu Kumbolo. dan Jalur lain adalah via Ayek-ayek.

Jalur Ayek-ayek memang tergolong jalur tercepat menuju Ranu Kumbolo. Tapi medan jalur yang ekstrem membuat pengelola tidak memperbolehkan pendakian melewati jalur Ayek-ayek.

Sejatinya, Ayek-ayek adalah nama sebuah gunung yang puncaknya memiliki ketinggian 2.819 mdpl yang bersebelahan langsung dengan Ranu Kumbolo. Keduanya hanya dipisahkan oleh padang sabana bernama Ayek-ayek. Sebuah sabana yang sangat luas dan mengagumkan ditumbuhi ilalang khas tanah Jawa, sungguh indah.

Bahkan menurut beberapa pendaki yang pernah melintas dijalur ini menyatakan sabana Ayek-ayek lebih indah dari Oro-oro Ombo. Betapa tidak, sabana yang luas dikelilingi oleh tebing kokoh bercampur dengan pemandangan perbukitan dimana perpaduan rumput ilalang dengan pinus cemara menjadikan khas gambaran dari Ayek-ayek.

Pendaki yang memutuskan melewati jalur Ayek-ayek, harus siap dengan jalur yang nanjak tiada ujung. Jalur ekstrem melintasi tebing dan jurang membuat tenaga nafas pendaki terkuras lebih cepat. 

Selain itu, jalur itu dikenal sebagai habitat dan lintas hewan liar karnivora, seperti macam kumbang. Karena tracking yang tersedia dijalur ayek ayek sangatlah terjal dan berbahaya, pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tidak menganjurkan pendaki melewati jalur tersebut, bahkan melarangnya.

Jalur ini pada mulanya dilalui hanya untuk para porter. Mereka adalah penduduk lokal yang mengenali betul tentang seluk beluk jalur tersebut. Jalur Ayek-ayek memang jalur terpendek menuju Ranukumbolo. 

Jika pendaki melewati Watu Rejeng waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 5 sampai 6 jam. Tetapi saat melewati Ayek-ayek, cukup 3 setengah jam saja sudah sampai di Ranu Kumbolo.(travelingyuk)

Komentar