Waktu Subuh Yogyakarta Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke Luar Rumah
ASKARA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diguncang gempa dengan kekuatan 5,3 magnitudo, Senin subuh (28/6), sekira pukul 05.15 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, lokasi gempa berada di posisi 8.56 lintang selatan-110.58 bujur timur dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa tersebut terjadi di laut pada jarak 66 kilometer arah selatan Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 61 kilometer.
Gempa dirasakan di daerah Bantul, Gunungkidul, Purworejo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Nganjuk, Sleman, Yogyakarta, Klaten, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Malang, dan Solo.
Warga pun berhamburan ke luar rumah untuk mengamankan diri. Di antaranya seperti di "shelter" Universitas Islam Indonesia (UII) Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, saat terjadi gempa puluhan pasien Covid-19 panik dan berhamburan sampai teras kamar, sebagian mengenakan masker dan sebagian lainnya belum sempat memakai.
Kendati demikian, sesaat setelah guncangan gempa berakhir, mereka segera kembali ke kamar masing-masing yang berada di bangunan empat lantai tersebut.
"Seram. Tapi 'kan enggak boleh turun," kata Ayu, salah seorang penghuni shelter di lantai empat, Senin (28/6).
Gempa tersebut juga membuat warga Sidoagung, Godean, Sleman panik sehingga mereka berlarian ke luar rumah.
Salah seorang warga Sidoagung, Purnomo Edi menyebut guncangan gempa yang dirasakan amat kencang. Saat masih beristirahat, tempat tidurnya terasa bergoyang-goyang sehingga memaksanya segera beranjak.
"Jadi aku keluar rumah, warga juga pada keluar rumah," kata Purnomo Edi.
Sementara itu, Tria, warga Margoluwih, Godean, Sleman juga menuturkan hal serupa. Menurutnya, guncangan gempa layaknya gempa Yogyakarta 2006, meski memiliki durasi yang cukup singkat.
"Seperti pas gempa 2006 menurutku, tapi Alhamdulillah cuma sebentar," ujar Tria. (ant/jpnn)
Komentar