Jumat, 19 April 2024 | 17:51
NEWS

Wilayah Selatan Jawa Berpotensi Gempa Dahsyat, Mitigasi Masih Minim

Wilayah Selatan Jawa Berpotensi Gempa Dahsyat, Mitigasi Masih Minim
Ilustrasi gempa (Dok okezone)

ASKARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Jawa Timur bagian selatan waspada terhadap potensi ancaman gempa dahsyat dengan Magnitudo 8, bahkan lebih.

Hal tersebut berdasarkan penelitian Pusat Studi Gempa Nasional sejarah aktivitas kegempaan. Gempa bermagnitudo 8,7 mengancam wilayah selatan Jawa Timur pada masa mendatang.

Diketahui beberapa waktu lalu wilayah selatan Jawa Timur diguncang gempa cukup dahsyat. Gempa Malang dan Blitar bermagnitudo 5 sampai 6,1. Kemudian, puluhan gempa berkekuatan kecil di wilayah selatan Jawa Timur.

Data BMKG menunjukkan, total gempa bumi di Jawa Timur pada 2021 hingga 24 Mei, ada 330 kali gempa yang terjadi. Angka itu didominasi terjadi dengan titik wilayah laut selatan.

Gempa yang paling besar terjadi pada 10 April 2021 dan 21 Mei 2021 lalu. Akibatnya, ribuan rumah dan gedung-gedung runtuh, bahkan memakan korban jiwa. Untungnya, kedua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Seorang pengamat Geofisika Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB), Adi Susilo menyebut, bencana alam gempa yang terjadi pada Sabtu (10/4) lalu di Malang dengan Magnitudo 6,1 merupakan gempa terbesar yang terjadi di wilayah Malang Raya sejak 1967.

"Ini salah satu gempa yang paling besar dirasakan. Dulu pada tahun antara 1967-1968 juga terjadi dengan korban yang cukup banyak. Sejak kisaran tahun itu, belum pernah terjadi (gempa) seperti ini," katanya.

Guru Besar Bidang Geofisika Kebencanaan dan Eksplorasi Sumberdaya Alam itu membeberkan, daerah yang paling parah adalah yang banyak berdiri bangunan di atas tanah lempung atau daerah berkontur gamping.

Sedangkan daerah yang tekstur tanah dasar bercampur pasir, disebut memiliki risiko yang lebih rendah, misalnya Kota Malang. Dimana korban bencana di Kota Malang lebih sedikit daripada Kabupaten Malang, terutama wilayah Malang Selatan yang berdekatan dengan laut selatan.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri membenarkan adanya potensi ancaman bencana alam gempa bumi. 

"Sebab, secara umum wilayah Selatan Jawa itu masuk dalam zona subduksi," kata Ma'muri, menukil suara.com, Rabu (26/5). 

Sayangnya, potensi gempa besar ini berbanding terbalik dengan kesiapan Jatim dan daerah-daerah pesisir lainnya dalam mitigasi bencana ini. Pemerintah daerah di Jatim kurang memikirkan mitigasi bencana gempa dan tsunami.

"Pemda yang ada di wilayah sepanjang pesisir Jawa atau provinsi yang memiliki pesisir selatan Jawa perlu mewaspadai adanya peningkatan aktivitas kegempaan dalam beberapa bulan terakhir," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers, Jumat (21/5) lalu. 

BMKG mengimbau, masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan adanya potensi gempa dahsyat di pulau Jawa Wilayah Selatan. Masyarakat juga diminta memperbanyak literasi tentang mitigasi bencana gempa bumi.

 

Komentar