Kamis, 25 April 2024 | 23:30
NEWS

Kementerian PUPR Bangun Jaringan Irigasi, Jamin Ketahanan Pangan di NTT

Kementerian PUPR Bangun Jaringan Irigasi, Jamin Ketahanan Pangan di NTT
Pembangunan bendungan di NTT (Dok PUPR)

ASKARA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan dukungan ketahanan pangan dan ketersedian air secara nasional dengan mewujudkan pembangunan dan rehabilitasi irigasi serta pembangunan infrastruktur bendungan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dilakukan guna menunjang produktivitas dalam bidang pertanian. 

Sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan membantu memulihkan perekonomian masyarakat terdampak pandemi Covid-19. 

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya.  Bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” tutur Menteri Basuki dalam keterangannya, Selasa (11/5).

Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (DItjen) Sumber Daya Air (SDA) di NTT pada TA 2021 mengalokasikan anggaran sebesar Rp24,76 miliar untuk membangun Daerah Irigasi Baing (Tahap II) seluas 100 hektar. 

Ini merupakan pembangunan lanjutan jaringan irigasi dalam mendukung program food estate di NTT yang pada TA 2020 telah membangun 4 Daerah Irigasi (DI).

Anggarannya sebesar Rp82,28 miliar, yakni, DI Kodi seluas 700 hektare, DI Baing (Tahap I) seluas 14 hektare, DI Wae Laku dan Wae Dingin seluas 125 hektare, dan DI Raknamo seluas 250 hektare.

Tidak hanya membangun jaringan irigasi baru saja, Kementerian PUPR pun melanjutkan rehabilitasi irigasi pada 8 DI dengan nilai anggaran Rp119,5 miliar yang meliputi DI Nggorang, DI Lembor, DI Netemnanu, DI Tilong, DI Satarbeleng, DI Wae Dingin, DI Mbay Kanan, dan DI Nebe.

Guna mempercepat aliran air ke persawahan sebagai jaringan irigasi, Kementerian PUPR bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) membangun prasarana air baku dgn pompa hidram dan jaringanya sebanyak 89 titik.

Hingga saat ini sudah ada 49 embung dengan air baku sebesar 202 l/detik dan 478 sumur air tanah dengan air baku sebesar 716 l/detik yang berpotensi melayani jaringan irigasi ke lahan pertanian seluas 12,864 ribu hektare.

Sejak tahun 2014 Kementerian PUPR juga telah merencanakan program pembangunan bendungan sejumlah 6 buah di NTT sebagai suplai air kontinu untuk irigasi dan penyediaan air baku. 

Saat ini terdapat 3 bendungan yang selesai dan telah beroperasi diantaranya, Bendungan Raknamo dengan kapasitas tampung air sebesar 14,09 juta m3, Bendungan Rotilot dengan kapasitas tampung air sebesar 2,90 juta m3, dan Bendungan Napungete dengan kapasitas tampung air sebesar 11,22 juta m3.

Adapun tiga bendungan lainnya masih dalam tahap pembangunan dan diharapkan selesai semua pada tahun 2024. 

Bendungan-bendungan tersebut yakni Bendungan Temef di kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Manikin di kabupaten Kupang, dan Bendungan Mbay di kabupaten Nagekeo.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan, bahwa permasalahan ketahanan pangan di NTT masih tetap sama yaitu masalah air.

“Saya sudah perintahkan Pak Menteri PUPR untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan kemudian tambahan untuk embung dan juga sumur bor," ucap Presiden Jokowi.

 

Komentar