Rabu, 18 September 2024 | 13:01
NEWS

Uji Klinis Vaksin Nusantara, Siti Fadilah: Peneliti Berpikir Logis dan Inovatif

Uji Klinis Vaksin Nusantara, Siti Fadilah: Peneliti Berpikir Logis dan Inovatif
Ilustrasi vaksin corona (Fresh Daily)

ASKARA - Kemunculan vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kian ramai menjadi perbincangan publik. Lantaran diklaim bahwa vaksin tersebut merupakan solusi bagi pasien komorbid atau memiliki penyakit penyerta.

Menteri Kesehatan periode 2004-2009 Siti Fadilah Supari menilai vaksin Covid-19 karya anak bangsa itu menjadi suatu inovasi dan terobosan di tengah upaya memerangi virus Corona. Meski terkadang suatu hal yang baru kerap mengagetkan.

"Menurut saya si peneliti berpikir logis, inovatif. Memang inovasi selalu mengagetkan kemapanan, bahkan bisa mengganggu yang sudah mapan," kata Siti Fadilah dalam keterangannya, Jumat (16/4).

Menurutnya dalam sebuah ilmu pengetahuan logis saja tidak cukup, melainkan harus dibuktikan. Karenanya dia mengaku bersedia menjadi relawan dalam uji klinis vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta kemarin.

"Maka saya bersedia menjadi relawan, karena saya menghargai seorang peneliti yang berpikiran beda dengan yang lainnya," ujarnya. 

"Dia membuat hipotesis. Dan hipotesis itu boleh saja salah, tetapi harus di buktikan dulu. Maka perlu penelitian," tambahnya. 

Tentu harapannya jika pengembangan vaksin Nusantara ini bisa membawa dampak positif dan mampu menyelesaikan uji klinis fase 2, tentu itu akan membuatnya senang.

"Harapan saya kalau memang uji klinik ini mendapatkan hasil yang positif, artinya hipotesis dari Terawan terbukti, waah saya sangat bahagia karena kondisi saya saat ini sangat cocok dengan metode ini," ucap Siti. 

Mengenai dengan pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) soal Vaksin Nusantara, menurutnya hal itu boleh-boleh saja, sebab, BPOM punya wewenang untuk memberikan izin edar vaksin tersebut.

"Pernyataan dari BPOM boleh-boleh saja memang BPOM yang punya wewenang untuk izin edarnya," tandasnya. 

Sejumlah anggota DPR RI, termasuk Siti Fadilah telah mengikuti uji klinik vaksin Nusantara. Meski belum mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) usai uji klinik Fase 1.

Vaksin Nusantara merupakan kerja sama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip), dan juga RSUP dr. Kariadi.

Berbeda dengan metode konvensional, Vaksin Nusantara menggunakan platform sel dendritik atau sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun. Pengembangbiakan vaksin Covid-19 dengan sel dendritik akan membentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi.

Komentar