Jumat, 26 April 2024 | 06:31
NEWS

Sambut Kepulangan Tim Bulu Tangkis dari All England, Buktikan Indonesia Bermental Juara

Sambut Kepulangan Tim Bulu Tangkis dari All England, Buktikan Indonesia Bermental Juara
Marcus Ferlandi Gideon menjalani swab tes sebelum pulang ke Tanah Air (Badminton Ina)

ASKARA - Tim bulu tangkis Indonesia yang terusir dari ajang All England 2021 akhirnya dapat sedikit bernafas lega.

Usai menjalani swab tes dan dinyatakan negatif dari Covid-19, tim Indonesia telah diizinkan terbang kembali ke Tanah Air, Minggu (21/3). 

Sama dengan saat pemberangkatan, tim Indonesia akan menaiki pesawat Turkish Airlines TK1972 (London-Turki).

Setelah transit selama dua jam, penerbangan dilanjutkan dengan TK56 tujuan Instanbul ke Jakarta. 

Mohamad Ahsan dan kawan-kawan dijadwalkan tiba di Indonesia pada Senin (22/3) pukul 18.00 WIB.

Setibanya di Tanah Air, seluruh atlet dan staf pun kembali menjalani karantina selama lima hari sesuai dengan regulasi Pemerintah RI.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen mengatakan, tim Indonesia di All England telah berjuang luar biasa dan memiliki mental juara meski dipaksa mundur dari kompetisi. 

Menurut Muchamad Nabil Haroen, seluruh penggelar merasa sedih dan kecewa atas apa yang menimpa tim Merah Putih. Namun, kata dia, semua itu telah terjadi dan harus tetap menatap ke depan. 

"Selama ini, para atlet badminton timnas Indonesia telah bekerja keras mempersiapkan segalanya. Kita harus dukung dan apresiasi, kita sambut kepulangan mereka dengan semangat dan dorongan untuk berprestasi di masa mendatang," ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada Askara, Minggu malam (21/3). 

Muchamad Nabil Haroen juga mengapresiasi langkah cepat Duta Besar RI di London, Desra Percaya dan tim KBRI London sekaligus Duta Besar Inggris di Indonesia HE Owen Jenkins yang bekerja keras mengkomunikasikan secara rapi dan tepat dengan otoritas lokal dan pihak NHS (National Health Service) atas kondisi timnas Indonesia di All England.

"Kita bersyukur timnas Indonesia bisa pulang lebih cepat daripada hanya menunggu untuk self isolation di hotel di Birmingham," ucapnya.

Dikatakan, insiden yang menimpa tim Indonesia di All England setidaknya menjadi pelajaran, yakni potensi besar berupa semangat dan dukungan dari rakyat Indonesia. 

"Selain itu, kita perlu menguatkan sistem pelatihan dan penyerapan atlet, jadi ini tidak hanya untuk badminton, tapi juga beberapa cabang olahraga lain," katanya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama itu juga mengatakan, pemerintah perlu membuka peluang dan kompetisi calon atlet olahraga untuk santri dan komunitas pesantren. 

Menurutnya, ada jutaan santri dan ribuan komunitas pesantren yang bisa menjadi peluang besar untuk mencetak atlet nasional yang tangguh. 

"Pemerintah bisa mendukung lewat dukungan infrastruktur olahraga di pesantren-pesantren, serta mendorong pengawalan pelatihan atlet-atlet dari santri. Jadi, basis mental dan spiritual santri kan sudah kuat, dengan diasah skill dan didukung asupan gizi yang pas, nanti bisa membuahkan hasil yang bagus," tandasnya. 

Komentar