Sabtu, 04 Mei 2024 | 17:05
NEWS

Puluhan Kasus Terdeteksi, Mutasi N439K Nggak Mempan Obat

Puluhan Kasus Terdeteksi, Mutasi N439K Nggak Mempan Obat
Ilustrasi. (Portalsurabaya)

ASKARA - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan, sebanyak 48 kasus mutasi N439K telah terdeteksi di Indonesia. 

Menurutnya, varian N439K ini diduga muncul dua kali secara terpisah. Pertama kali itu di Skotlandia. Pada waktu awal pandemi. Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa, dan saat ini sudah sampai Indonesia.

N439K ini awalnya dianggap menghilang saat lockdown diberlakukan di Skotlandia. Tapi justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman dan Inggris. 

"N439K ini sifatnya resistans terhadap antibodi alias tidak mempan. Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh manusia," tulis Prof Zubairi di Twitter, Senin (15/3).

Dikatakannya, di Amerika Serikat sendiri telah mencoba mengantisipasi N439K ini. Mereka mengeluarkan EUA untuk dua jenis obat antibodi monoklonal dalam pengobatan Covid-19. 

"Tapi, yang jadi soal, N439K ini tidak mempan diintervensi oleh obat itu," ucap Prof Zubairi.

Dijelaskan Prof Zubairi, menurut Gyorgy Snell selaku Direktur Senior Biologi Struktural di Vir Biotechnology California, N439K punya banyak cara mengubah domain imunodominan untuk menghindari kekebalan (tubuh manusia), sekaligus mempertahankan kemampuannya untuk menginfeksi orang.

Namun, yang jadi catatan epidemiolog dunia adalah penyebaran N439K tidak secepat B117 dan semoga ke depannya juga demikian. 

"Pesan saya. Tetap jaga jarak, pakai masker dan hindari kerumunan, apalagi di dalam ruangan. Jangan bosan saling ingatkan. Pandemi belum usai.," Terima kasih," tandas Prof Zubairi.

Unggahan penjelasan Prof Zubairi tersebut telah menuai beragam komentar dari masyarakat.

"Virus edan.. Udah kaya produk es krim aja, keluarin varian baru..," ucap Ivan Putuhena.

"Virus udah kayak bisnis aja negluarian varian baru," papar Banu Mustafa.

"Covid 19 blm kelar, udh ada B.1.1.7 skrg N439K," kata Istias Eka Putri

"Yang bahaya itu jk muncul varian baru gabungan antara N439K dgn B117," ujar Baihaqi.

"Enggak Habis-habis ya," imbuh Rifa.

"Terima kasih banyak penjelasannya Prof. Ditunggu selalu update nya," sebut Anggaputra.

"Ilmu yg bermanfaat,, trimaksih  sudah di ingatkan. Sehat selalu ya pak," tandas Kharisma. (industry)

Komentar