Cuaca Esktrem Diprediksi Landa Sejumlah Provinsi Ini Sepekan ke Depan, Waspada!
ASKARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di sejumlah provinsi mewaspadai cuaca ekstrem akibat peralihan musim dalam kurun waktu sepekan ke depan.
"BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat, yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," demikian keterangan BMKG yang diterima, Jumat (12/3).
Adapun prakiraan cuaca ekstrem itu terjadi di 22 Provinsi di antaranya, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Kemudian Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Selanjutnya adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Lalu Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Menurut BMKG dalam sepekan ke depan, dinamika atmosfer diidentifikasi masih dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Dengan teramatinya sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik Timur Filipina dan di Samudra Hindia sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara.
Hal tersebut disebutkan dapat mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi dan belokan angin. Hasilnya adalah dapat meningkatkan pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.
Tentu diperkuat fenomena Gelombang Rossby Ekuatorial yang diprediksi masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, kondisi labilitas udara lokal signifikan juga dapat meningkatkan potensi konvektifitas dan pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)," imbaunya.
Untuk dampak yang dapat ditimbulkannya akibat cuaca ekstrem itu seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini.
Salah satu ciri umum kejadian cuaca saat periode peralihan musim adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat, dimana pada pagi-siang umumnya cerah-berawan.
Kondisi panas cukup terik yang diikuti dengan pembentukan awan yang signifkan dan hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari.
Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai adalah hujan lebat berdurasi singkat yang disertai kilat dan angin kencang, puting beliung, waterspout, serta hujan es.
"Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021," ujarnya.
BMKG menyatakan Monsun Asia masih cukup aktif, terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Meskipun demikian, Monsun Asia mulai memasuki periode pelemahan pada akhir Maret 2021.
Pelemahan monsun itu disebut menjadi indikasi periode puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia mulai berakhir.
Komentar