Jumat, 26 April 2024 | 18:35
NEWS

Ketabahan Anak Korban Sriwijaya Air SJ182 Bukti Keimanan yang Luar Biasa

Ketabahan Anak Korban Sriwijaya Air SJ182 Bukti Keimanan yang Luar Biasa
Tania. (Youtube Keuskupan Ketapang)

ASKARA - Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Perairan Kepulauan Seribu menyisakan duka mendalam bagi Indonesia. 

Terutama keluarga korban yang ditinggalkan, seperti halnya tiga anak asal Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka menjadi yatim piatu karena orang tuanya menjadi korban jatuhnya pesawat pada 9 Januari lalu. Meski berat menerima kenyataan tapi kehidupan tetap harus berlanjut. 

Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Keuskupan Ketapang, puteri tertua Iuskandar dan Nelly bernama Tania memberikan sambutan saat misa requiem mengantar kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhir. 

Tania nampak tegar memberikan sambutan di keheningan Katedral Santa Gemma Galgani. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pencarian korban pesawat. 

"Saya Tania, mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam proses perjalanan Papah dan Mamah dari Jakarta ke Ketapang," katanya dalam video yang diunggah pada Rabu (20/1). 

Adapun, sejumlah pihak yang turut membantu di antaranya Tim DVI Polri, Basarnas, TNI dan instansi terkait seperti Pemerintah Daerah Ketapang, dan Bupati Ketapang Martin Rantan berserta jajarannya. 

Ketegaran Tania ketika harus menerima kenyataan perihal kecelakaan pesawat tersebut karena semasa hidup orang tuanya mewariskan nilai-nilai luhur agar tetap dekat kepada Tuhan.

"Mama dan papa mengajarkan kami untuk selalu mengandalkan Tuhan. Itulah sebabnya kami sangat tegar melewati lembah kehidupan ini," tutur Tania. 

Dia telah berserah kepada Tuhan. Di sisi lain, diyakininya bahwa atas kepergian orang tuanya itu ada rencana Tuhan yang indah untuk anak-anaknya. 

"Sebab kami bersandar bukan pada kekuatan diri kami, tetapi kekuatan yang berasal dari Tuhan. Kami juga percaya Tuhan telah merancang rencana yang indah untuk kami," jelas Tania. 

Musibah tersebut bagi Tania semakin merasakan kehadiran Tuhan di hidupnya. Bahkan dirinya tidak pernah putus asa atau menyalahkan Tuhan.

"Kepergian mama dan papa justru membuat kami semakin bisa merasakan kehadiran Tuhan di kehidupan kami. Tak pernah sedikitpun Tuhan meninggalkan kami, tak pernah sedetik pun Tuhan menyalahkan kami," tandasnya. 

Ucapan Tania mendapat dukungan dari para warganet. Mereka menyebut ketabahan Tania menjadi bukti keimanannya kepada Tuhan meski sangat berat kehilangan dari orang-orang yang dicintai.

"Sangat mengharukan. Iman mu Tania, luar biasa. Tuhan memberkati keluarga yang ditinggalkan. Salam dalam doaku," tulis Gerardus Mayella di kolom komentar.

"Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan kepada Tania, Jason dan Kevin. Amen," tulis Kantor Wa.

"Turut berdoa untuk kesalamatan jiwa Bu Nelly dan pak Iuskandar. Dan ketabahan dan kekuatan untuk Tania, Jason dan Kevin," tulis Anton Widyanto. 

Jenazah Iuskandar dan Nelly tiba di Bandara Rahadi Oesman, Ketapang pada Selasa (19/1) pukul 10:55 WIB. Keduanya diantar dari Jakarta ke Pontianak menggunakan Sriwijaya Air. Sementara dari Pontianak ke Ketapang menggunakan pesawat Nam Air. 

Selain pihak keluarga, Bupati Ketapang Martin Rantan bersama Wakil Bupati Ketapang Suprapto S dan unsur Forkopimda setempat juga tampak hadir di Bandara Rahadi Oesman untuk menjemput jenazah. 

Jenazah Nelly berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification Polri pada 16 Januari, sementara sang suami berhasil diidentifikasi sehari setelahnya. 

Iuskandar dan Nelly merupakan pasangan suami istri warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Kantor, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang. 

Komentar