Jumat, 03 Mei 2024 | 14:49
NEWS

Satu Terduga Teroris Masih Dirawat, 17 Lainnya Dibawa ke Jakarta

Satu Terduga Teroris Masih Dirawat, 17 Lainnya Dibawa ke Jakarta
Rumah terduga teroris dipasang garis polisi dan terpal usai penggerebekan di Perumahan Villa Mutiara. (Antara)

ASKARA - Kepala Polda Sulawesi Selatan Irjen Merdisyam mengatakan bahwa satu orang terduga jaringan teroris berinisial I masih dalam perawatan intensif di RS Bhayangkara setelah mengalami luka tembak oleh anggota Densus 88 Anti Teror.

"Yang mengalami luka tembak itu sekarang dirawat di RS Bhayangkara dan dua lainnya tewas karena semuanya melakukan perlawanan saat akan diamankan," ujarnya, Rabu (6/1).

Irjen Merdisyam mengatakan, tindakan tegas terukur dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror yang dibantu Gegana Brimob Polda Sulsel saat akan dilakukan penangkapan.

Terduga teroris yang berjumlah 20 orang di beberapa rumah di Perumahan Villa Mutiara itu saat akan diamankan melakukan perlawanan dengan senjata tajam jenis parang dan senapan angin.

"Jika kondisinya sudah memungkinkan untuk dibawa ke Jakarta maka langsung akan diterbangkan. Tapi untuk saat ini masih dikawal ketat dulu di RS Bhayangkara," jelas Irjen Merdisyam.

Dia juga mengatakan, terdapat 17 orang lainnya yang dibawa oleh Densus 88 ke Jakarta untuk dimintai keterangan.

"Secara teknis itu menjadi penanganan oleh anggota Densus 88 dan kami di Polda Sulsel hanya sebatas back up saja," kata Irjen Merdisyam.

Terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan yakni inisial MRS (mertua) dan AZ (menantu). Keduanya bersama anggota keluarga yang lain sudah dibaiat sebagai anggota Negara Islam (ISIS) melalui jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia.

Kirim Dana untuk Bomber Gereja

Terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengungkapkan, terduga teroris MRS alias MR alias RI (46) dan SA alias AJ alias AZ (23) berperan dalam pengiriman dana untuk pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Jolo, Filipina pada 2019 lalu.

Keduanya juga menjadi fasilitator pelarian Andi Baso yang merupakan buronan bom Gereja Oikumene Samarinda di tahun 2017.

Kemudian MR dan AZ bersama kelompoknya yang menghuni Cluster Biru Villa Mutiara secara rutin berlatih menembak dan naik gunung.

"Mulai bulan Oktober 2020 secara rutin mereka melakukan latihan menembak dan naik gunung atau idad," kata Kombes Ahmad di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta.

Keduanya bersama jaringan JAD lainnya berbaiat kepada ISIS di Pondok Pesantren Aridho pimpinan Ustaz Basri pada 2015. Tahun 2016, MRS dan AZ bersama keluarganya hendak bergabung dengan ISIS di Suriah namun niat mereka dapat dicegah polisi di Bandara Soekarno-Hatta.

Para terduga teroris tersebut ditangkap Tim Densus 88 di Cluster Biru, Perumahan Villa Mutiara, Jalan Boulevard, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. (ant)

Komentar