Danau Kelimutu Menanti Wisatawan Mancanegara
ASKARA - Balai Taman Nasional Kelimutu mencatat selama Juni hingga pertengahan Desember 2020 belum pernah ada satu pun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kawasan wisata alam Danau Kelimutu.
"Sejak dibuka kembali per Juni hingga saat ini belum pernah ada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Danau Kelimutu. Kebanyakan adalah wisatawan domestik saja," kata Koordinator Resort Kawasan Wisata Taman Nasional Kelimutu Albert Tamonob, Jumat (18/12).
Dia mengatakan, hal itu berkaitan dengan dampak dari Covid-19 terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke danau tiga warna Kelimutu yang juga biasa disebut dengan telaga tiga warna.
Albert mengakui bahwa semenjak Covid-19 itu jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan wisata itu turun drastis. Apalagi memang kawasan wisata itu sempat ditutup beberapa bulan. Namun, sejak Juni lalu pihaknya kembali membuka kawasan wisata itu, tetapi menerapkan pembatasan masuk bagi wisatawan yang berkunjung per harinya.
"Kuota per harinya hanya mencapai 390-an saja untuk yang masuk ke sini. Dan wisatawan yang datang harus terlebih dahulu mendaftar melalu aplikasi pesan whatsapp, baru kemudian didata," ujarnya.
Proses pembayaran tiket masuk juga baru bisa dilakukan setelah pemesan tiba di pintu masuk Taman Nasional Kelimutu. Tetapi, Albert akui bahwa yang berwisata ke kawasan itu memang selama ini hanya wisatawan domestik saja.
"Baik itu dari luar NTT seperti pulau Jawa dan sekitarnya, atau juga di wilayah NTT sendiri seperti dari Kupang, dan wilayah lainnya di NTT ini," katanya.
Namun terkadang jumlah yang sudah ditetapkan per hari melebihi target dan bahkan mencapai 400-an wisatawan. Albert mengaku pihaknya terpakss menolak untuk menerima pendaftaran wisatawan yang ingin berwisata ke kawasan itu.
Sehingga satu-satunya cara adalah mengusulkan agar yang tidak masuk dalam kuota diharapkan bisa mendaftarnya di hari berikutnya. Hal ini dilakukan ujar dia semata-mata untuk mencegah penumpukan wisatawan di kawasan itu.
Penerapan protokol kesehatan juga sudah dilakukan sejak dari pintu masuk. Untuk di Lopo hanya boleh ada 25 wisatawan, demikian juga di shelter. Sementara di Lopo besar jumlahnya bisa mencapai 30 tetapi kalau di puncak gunung jumlahnya boleh mencapai 100 orang.
"Jika lebih dari itu akan ada petugas yang mengawasi dan menegur," tambah Albert.
Albert pun berharap agar pandemi ini segera berakhir, sehingga jumlah kunjungan wisatawan juga semakin banyak dan tidak ada lagi pembatasan wisatawan yang berdatangan. (ant)
Komentar